Gorontalo (ANTARA News) - Raibnya batu nisan seorang pahlawan nasional dari Gorontalo, Nani Wartabone, yang baru diketahui pada Kamis, juga diyakini sebagai peristiwa mistis. "Kami yakin sekali ini adalah peristiwa mistis, di luar nalar manusia, mengingat figur dan kharisma yang dimiliki oleh Nani Wartabone," Ujar sejumlah warga, yang berkumpul untuk melihat langsung lokasi hilangnya batu nisan di makam pahlawan nasional itu, di desa Bube Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Kamis Malam. Hal serupa juga diyakini Fauzi dan Yos Wartabone, dua putra pahlawan nasional tersebut. "Saya yakin ini adalah peristiwa gaib, karena tidak ada bekas sedikit pun pada tempat batu nisan itu hilang," Ungkap Yos. Dia menghubungkan menghilangnya batu nisan pada makam pelopor kemerdekaan rakyat Gorontalo pada 1942 silam itu, dengan hari dan waktu tertentu, yang diyakininya berhubungan erat dengan peristiwa tersbeut. "Rencana untuk menduduki fasilitas pemerintahan di bawah kolonial belanda, pada malam menjelang 23 Januari 1942 yang dikenal sebagai hari patriotik, jatuh pada malam Jumat, dan peringatan serupa pada tahun ini juga jatuh pada hari Jumat, saya yakin ini batu nisan itu akan kembali ke tempatnya semula pada dua atau tiga hari ke depan," katanya. Meski demikian, pihaknya juga menaruh kecurigaan pada sejumlah orang, yang pada beberapa hari lalu datang untuk berziarah pada makam pahlawan itu. "Sekitar empat hari yang lalu, ada tiga orang dari yang mengaku dari Kabupaten Gorontalo, datang berziarah di makam bapak saya, mereka cukup lama berada di sekitar makam, sejak siang hingga menjelang magrib, dan setelah peristiwa ini, saya jadi curiga dengan mereka," kata putra kesembilan dari Nani Wartabone itu. 23 Januari 1942, bagi masyarakat setempat, merupakan peristiwa bersejarah menyangkut pendudukan rakyat Gorontalo, pada segala fasilitas pemerintahan kolonial Belanda. Mendiang Nani Wartabone, yang menjadi mengomandoi pergerakan kudeta tersebut , akhirnya dikukuhkan oleh pemerintah RI sebagai Pahlawan Nasional, pada 2004 silam. Sementara itu, upacara peringatan 23 Januari yang rutin diadakan, tetap akan digelar oleh pemerintah daerah di kompleks makam Nani Wartabone, pada Jumat (23/1).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009