Pangkalpinang (ANTARA) - Anggota DPRD Pangkalpinang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meminta Pemerintah Kota Pangkalpinang mengawasi secara ketat terhadap sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan uji coba kegiatan belajar tatap muka karena jumlah kasus Covid-19 masih tinggi.

"Kami minta Pemkot melalui Dinas Pendidikan Pangkalpinang untuk mengawasi secara ketat SD dan SMP yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka mengingat kasus positif COVID-19 di kota itu masih tinggi," kata anggota DPRD Pangkalpinang, Rio Setiady, di Pangkalpinang, Senin.

Baca juga: Puan Maharani ingatkan pembelajaran tatap muka harus hati-hati

Pandemi Covid-19 sampai saat ini masih berlangsung dan Pangkalpinang masih menjadi zona risiko tinggi, meskipun belum ditetapkan sebagai daerah PPKM level 4, namun tambahan kasus masih sekitar 100 orang positif per hari.

"Dengan pertimbangan masih tingginya tambahan kasus per hari, kami minta Pemkot mempertimbangkan kembali kebijakan pembelajaran tatap muka. Saat ini kita dalam kondisi kondisi darurat, keselamatan jiwa adalah hal yang utama," ujarnya.

Baca juga: Ruang ganti disiapkan untuk belajar tatap muka di SMK Jakarta Timur

Menurut dia, penularan virus tidak bisa diprediksi dan terjadi sangat cepat, untuk itu diharapkan seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan meminimalkan risiko penularan.

"Hari ini bisa jadi Covid-19 varian baru sudah ada di sekitar kita. Tentu kita tidak ingin ada klaster di sekolah manapun, baik tenaga pendidik maupun siswa-siswi," katanya.

Baca juga: Disdik Kota Bandung gelar uji coba belajar tatap muka 7 Juni

Meminimalkan risiko penularan akan lebih baik dilakukan sejak dini karena saat ini ketersediaan ruang isolasi dan ICU sudah di atas 90 persen yang tentunya sangat berisiko jika pertambahan kasus tidak turun dalam beberapa pekan ke depan. "Kami berharap tidak ada siswa atau guru yang terpapar virus Korona baru," katanya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan Pangkalpinang yang sampai saat ini belum mewajibkan siswa siswi untuk masuk mengikuti pembelajaran tatap muka.

Baca juga: Garut hentikan sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah

"Kami cukup maklum ada kegelisahan dari beberapa pihak yang mengkhawatirkan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring, karena evaluasi pendidikan kita satu tahun terakhir banyak catatan karena kurangnya interaksi siswa dengan tenaga pendidik, namun dalam hal ini kesehatan dan keselamatan menjadi faktor utama yang harus didahulukan," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021