Jakarta (ANTARA) - Banyak dari 173 pemain bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020 didorong untuk berkecimpung dalam olahraga tersebut oleh orang tua yang antusias berharap untuk membesarkan pemain seperti Lin Dan dari China.

Namun melihat komentar media selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa untuk beberapa pemain, tidak ada motivasi yang lebih kuat dari kemarahan saat kalah dari saudara perempuan mereka.

Mulai dari bintang tunggal putra Kento Momota dari Jepang hingga pemain Suriah Aram Mahmoud dan pemain asal Belanda, Maladewa, dan Mesir, letupan itu dipicu oleh persaingan saudara kandung, ketakutan akan ditinggalkan, atau sekadar dorongan dari saudara perempuan mereka.

Baca juga: Greysia/Apriyani menang straight game di laga kedua Grup A Olimpiade

"Kakakku memainkannya dan sebelum menyadarinya, aku melakukan hal yang sama," ujar Momota, yang tidak akan menjadi pahlawan bulu tangkis tanpa kakak perempuannya Meiko, dikutip dari laman resmi Reuters, Senin.

Bulu tangkis dianggap sebagai permainan ramah keluarga yang inklusif khususnya di Asia, dengan banyak pemain terbaik juga memuji kakek, nenek, bibi, paman, dan saudara laki-laki atas kesuksesan mereka.

"Ketika Anda bertanya kepada banyak dari mereka, “Bagaimana Anda mulai bermain?”, jawabannya adalah: “Saya melakukannya dengan kakak perempuan saya”, “Saya melakukannya dengan ayah saya”, “Saya melakukannya dengan saudara laki-laki saya dan memilihnya,” ujar Steve Kearney, Direktur Analis bulu tangkis AS Para-Badminton dan NBC Olympics.

"Ada banyak pengaruh keluarga dalam permainan dan ada banyak negara yang sangat kuat dalam hal keluarga."

Baca juga: Praveen/Melati akui kurang maksimal melawan Watanabe/Higashino

Para pebulu tangkis yang mengatakan mereka mengikuti saudara perempuan mereka ke bulu tangkis termasuk ganda putri nomor dua dan delapan Wakana Nagahara dari Jepang dan Jongkolphan Kititharakul dari Thailand. Ganda putri nomor satu Yuki Fukushima tertarik pada olahraga ini karena dorongan dari saudara perempuannya Kaori.

"Saya mengikutinya ke mana-mana," ujar Mahmoud dari Suriah, salah satu dari 29 atlet yang bersaing di bawah bendera Tim Olimpiade Pengungsi IOC tentang saudara perempuannya, Sanaa. "Saya mulai bermain dengannya, dan bersama-sama kami menjadi yang terbaik di Suriah."

Tentu saja ada riwayat pemain yang masuk ke dunia bulu tangkis namun tidak ada hubungan dengan keluarga mereka.

Begitu ditanya mengapa dia mulai bermain, tunggal putri nomor dua dunia asal China Chen Yu Fei hanya menjawab: "Karena saya terlalu nakal sebagai seorang anak."

Baca juga: Minions belum terhentikan di laga kedua penyisihan Grup A

Pewarta: Gheovano Alfiqi/Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021