Kuala Lumpur (ANTARA News/AFP) - Perompak Somalia telah melakukan 35 dari 39 pembajakan kapal yang dilaporkan secara global tahun ini dan memperluas operasi mereka di Laut Merah bagian selatan untuk pertama kalinya, kata badan pengawas maritim, Senin.

Biro Maritim Internasional (IMB) mengatakan, jumlah pembajakan mereka di seluruh dunia dalam sembilan pertama 2010 meningkat dari 34 pada periode yang sama tahun lalu.

"Perompak Somalia menggunakan kapal-kapal nelayan lautan untuk menjangkau sasaran hingga sejauh Laut Merah bagian selatan, dimana mereka membajak sebuah kapal kimia pada Juli 2010, pembajakan pertama semacam itu yang dilaporkan di daerah tersebut," katanya.

"Perompak membawa persenjataan berat seperti senapan otomatis dan granat roket," tambah IMB.

Badan maritim yang berpusat di London itu juga melaporkan peningkatan serangan di Laut China Selatan, yang dulu kawasan panas perompakan namun kemudian diamankan oleh patroli-patroli angkatan laut. Insiden-insiden di daerah itu meningkat tiga kali sepanjang tahun ini.

"Perompak di daerah ini menggunakan metode serangan yang hampir sama, yang mengisyaratkan bahwa sejumlah kecil kelompok bertanggung jawab," kata direktur IMB Pottengal Mukundan. "Kenyataan kapal-kapal yang rawan serangan bisa dinaiki oleh perompak ketika sedang berlayar merupakan masalah yang mengkhawatirkan."

Kota pelabuhan Bangladesh Chittagong juga dilanda peningkatan serangan, dimana pencuri menaiki sejumlah kapal yang berlabuh atau berdekatan. Di kawasan sekitar Indonesia, 26 insiden dilaporkan terjadi, atau naik dari tujuh pada 2009.

IMB menyarankan kehadiran angkatan laut intenarsional untuk melindungi kapal-kapal dagang di lepas pantai Tanduk Afrika, namun mengatakan, tidak ada armada kapal yang bisa berharap menjaga kawasan laut seluas itu.

Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar.

Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.

Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.

Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010