Jakarta (ANTARA) - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid memaparkan lima solusi masalah kebangsaan yang dapat diimplementasikan di era digital.

Kelima solusi yang dipaparkan oleh Yenny adalah menjadikan dunia digital sebagai penghubung budaya, memaksimalkan peran dunia digital dalam mengurangi ketimpangan, membantu aksi kemanusiaan darurat, menjadi alat mengefisienkan pelayanan publik, dan menjadi alat untuk mitigasi risiko.

Digital platform dapat menjadi konektor budaya kita,” kata Yenny Wahid di seminar dalam jaringan (daring) bertema Masa Depan Kebangsaan dan Demokrasi Indonesia yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Senin.

Kemampuan tersebut merujuk pada penggunaan dunia digital sebagai wadah untuk melakukan komunikasi dan interaksi positif antar kelompok yang berbeda pandangan.

Bagi Yenny, hal tersebut dapat membangun rasa saling memahami antar kelompok yang memiliki budaya, gaya hidup, maupun nilai-nilai yang berbeda. Apabila digunakan dengan tepat, maka kegiatan ini dapat mengurangi prasangka-prasangka buruk antar kelompok yang berbeda dan membangun perdamaian.

Selain itu, Yenny juga memanfaatkan dunia digital sebagai alat untuk menjangkau masyarakat yang sebelumnya tidak tersentuh oleh Wahid Foundation.

Baca juga: Yenny Wahid: Kegelisahan adalah faktor pendorong radikalisme

Digital platform juga memiliki peran untuk mengurangi ketimpangan,” ucap Direktur Wahid Foundation menambahkan.

Menurut Yenny, dunia digital dapat mengurangi ketimpangan dengan memberikan akses kegiatan ekonomi kepada masyarakat yang tadinya tidak mampu melakukan aktivitas ekonomi.

Pemberian akses tersebut memungkinkan masyarakat untuk memperoleh barang maupun jasa yang berasal dari wilayah lain, sehingga terjadi perluasan distribusi barang dan jasa.

“Aksi kemanusiaan darurat juga dapat dilakukan dengan jauh lebih efisien di dalam dunia digital,” kata Yenny Wahid.

Ia mengambil contoh kasus-kasus darurat yang membutuhkan pertolongan publik, seperti saat terjadi kekurangan tabung oksigen di beberapa rumah sakit dan naiknya kebutuhan akan transfusi darah.

Ketika informasi tersebut dibagikan pada dunia digital, berbagai kalangan melakukan upaya mobilisasi bantuan untuk mereka yang terpinggirkan dan termarjinalkan.

Baca juga: Soal polemik Kamus Sejarah, Yenny Wahid puji respons cepat Mendikbud

Yenny Wahid juga menyatakan bahwa dunia digital dapat menjadi alat untuk mengefisienkan pelayanan publik, baik dari segi transparansi dan juga penyampaian aspirasi.

“Sekarang jadi gubernur lebih susah karena disorot oleh publik. Menjadi abdi masyarakat pun susah untuk melakukan pungli (pungutan liar), karena bisa direkam dan disebar di sosial media,” ucap Yenny ketika memaparkan segi transparansi pada dunia digital.

Selain itu, terkait segi penyampaian aspirasi, masyarakat dapat menyampaikan kritik maupun masukan kepada pemerintah dengan lebih mudah ketika menggunakan media sosial. Di sisi lain, pemerintah juga dapat menerima masukan-masukan tersebut secara langsung.

“Terakhir, era digital juga dapat menjadi alat untuk mitigasi risiko,” kata Yenny.

Adapun fungsi dunia digital sebagai alat mitigasi risiko adalah mendeteksi ancaman yang terjadi di masyarakat secara dini, seperti bencana alam, terorisme, atau bencana lainnya.

Baca juga: Yenny Wahid: Generasi muda perlu kritis hadapi disrupsi teknologi

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021