Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Kawasan Daerah Aliran Sungai yang melintasi pemukiman dalam Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, krisis tanaman pohon pelindung yang berfungsi mencegah banjir dan tanah longsor.

"Ada ribuan pohon penghijauan ditanam bukan hanya di Daerah Aliran Sungai saja tapi termasuk di sejumlah hutan lindung dan hutan marga, namun banyak yang mati dan hilang," kata Kadis Kehutanan dan Perkebunan Pemkot Pagaralam, Ir Hasan Bahrin, Senin.

Menurut dia, ada beberpa sungai yang kondisinya sudah kritis dan cukup rawan longsor apalagi musim hujan sering terjadi banjir seperti sungai Lematang, Selangis, Air Betung dan ada beberapa sungai lainnya sering meluap.

Kerusakan hutan lindung banyaknya air kiriman membuat sungai tidak dapat lagi menampung debit air sehingga sering banjir baik di kebun, sawah, perumahan dan lainnya.

Untuk mencegah agar kerusakan yang terjadi akibat derasnya arus air tersebut digalakkan menanam pepohonan dibantaran sungai terutama daerah serapan air atau kawasan hutan lindung.

"Jika terjadi hujan lebat dan kondisi air kiriman banyak akan dapat dingatisipasi bila banyak pohon. Selain itu, jika daerah resapan air rusak maka kemungkinan akan terjadinya banjir.

Berbeda jika tidak ada hutan, sulit menahan laju air sehingga pada saat hujan deras semua air bah akan meluap akibatnya banjir badang akan terjadi.

Bukan hanya akan memorak-porandakan semua yang menghalangi dan bahkan bias saja menimbulkan korban jiwa," ungkapnya.

Dia mengatakan, untuk mengatasi adanya banjir bandang saat ini penanaman hutan di kawasan sungai dengan radius 100 meter untuk sungai besar dan 50 meter untuk sungai kecil ditingkatkan.

"Perlu diutamakan penanaman kembali di sekitaran kawasan resapan air sehingga ketika hujan air tidak langsung turun ke bawah yang menyebabkan terjadinya banjir bandang dan tanah longsor," kata dia lagi.

Prioritas penanaman, kata dia di berapa daerah seperti Cughup Embun, Cughup Mangkok dan lainnya termasuk kawasan hutan kota. Pernah tanah pegunungan longsor disertai banjir semua kawasan air terjun rusak karena hantaman air yang sangat deras.

Contohnya ada sekitar 1000 hektare hutan lindung di kaki Gunung Dempo, Kota Pagaralam, kritis dan menjadi penyebab mengalami kerusakan cukup parah sehingga menimbulkan banjir badang.

Secara keseluruhan kerusakan jumlah hutan lindung di wilayah Kota Pagaralam mencapai 7.950 hektare dari jumlah 28.740 hektare luas hutan lindung keseluruhan, kemudian 1000 hektare diantaranya berada di kaki Gunung Dempo dengan kondisi kritis.

Sementara itu Walikota Pagaralam, Djazuli Kuris, mengatakan masyarakat kurang menyadari akan manfaat dengan dilakukannya penanaman pohon kayu jenis bambang yang saat ini terus dikembangkan Pemkot Pagaralam, pada hal tanaman jenis kayu ini memiliki keuntungan yang sangat besar.

"Kita ingin hutan diselamatkan dan bagi perambah hutan merupakan musuh pemerintah tentunya perlu ditindak tegas oleh aparat penegak hukum," ujarnya.

Ia menyatakan akan melakukan pengukuran dan pembuatan tapal batas hutan lindung dengan hutan rakyat, perkebunan kopi, sayur dan daerah pemukiman yang berada di kawasan terpencil seperti Talang. (ANT-127/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010