Atlet Bermuda Flora Duffy (kiri) mempercepat kayuhan sepedanya saat final triathlon putri Olimpiade Tokyo 2020 di Odaiba Marine Park, Tokyo, Jepang, pada 27 Juli 2021. Flora Duffy berhasil mempersembahkan emas pertama untuk negaranya dari cabang triathlon (ANTARA/REUTERS/HANNAH MCKAY)


Bakal terbiasa disebut juara Olimpiade

Sambutan bak pahlawan juga disiapkan untuk Flora Duffy di Bermuda yang hanya berpenduduk 64.000 orang.

Wilayah yang masuk teritori Inggris di seberang lautan ini menjadi negara terkecil yang memperoleh medali emas Olimpiade Musim Panas.

Duffy sudah berharap kiprah dan prestasi Olimpiade yang dia torehkan menginspirasi generasi muda Bermuda.

“Pencapaian ini semoga menginspirasi kaum muda Bermuda dan menunjukkan bahwa tampil di panggung dunia dari sebuah pulau kecil itu sangatlah mungkin terjadi,” kata dia seperti dikutip Reuters

Diuffy pernah mengambil bagian mulai dari Olimpiade 2008, London 2012, sampai Rio 2016. Tetapi hasil baik tak pernah menyapa dia, sampai akhirnya dia merebut medali emas Commonwealth Games 2018.

Penampilan yang terakhir ini ternyata menjadi titik tolak mencatat hasil terbaik dalam Olimpiade Tokyo dalam usia 33 tahun.

"Menjadi juara Olimpiade itu impian saya sejak kecil, jadi melewati garis finis hari ini sungguh hal yang melegakan," kata Duffy.

Atlet triatlon berusia 33 tahun itu finis pertama dengan mencatat waktu 1 jam 55 menit 36 detik atau satu menit lebih cepat dari pada atlet Britania Georgia Taylor-Brown yang memperoleh perak dan atlet Amerika Serikat Katie Zaferes yang kebagian medali perunggu.

Baca juga: Rajai triatlon, Duffy hadiahi Bermuda dengan emas pertama Olimpiade

"Saya kira selama sisa hidup saya nanti saya bakal terbiasa disebut juara Olimpiade,” kata Duffy yang pernah didera cedera terus-terusan dan bahkan didiagnosis mengidap anemia pada 2013.

Dua wanita berusia 30-an ini sungguh telah memberikan pelajaran berharga dan inspirasi rekan-rekan sebangsanya.

Tetapi prestasi kedua atlet ini juga menjadi inspirasi global, terutama bagi mereka yang tak mengenal istilah menyerah dalam menjalani sulit hidup di tengah pandemi dan ketika usia sudah menggerogoti raga.

Untuk semua prestasi, perjuangan dan inspirasi kedua perempuan hebat ini, mereka memang layak menjadi pahlawan untuk bangsanya.

Baca juga: Memang tersingkir, tapi Hend Zaza telah menginspirasi kaum muda
Baca juga: Skateboard dan kisah dua anak sekolahan menggebrak Tokyo 2020

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021