Jakarta (ANTARA News) - Bagi orang Indonesia, tempe dan tahu merupakan makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Jenis makanan yang berbahan dasar kedelai itu tak hanya lezat tetapi juga bermanfaat.

Menurut penelitian pola makan yang tinggi senyawa kedelai tertentu bisa mengurangi risiko kambuhnya kanker payudara di antara mantan penderita beberapa jenis kanker payudara. Senyawa itu disebut isoflavon.

Penelitian dilakukan oleh peneliti dari Harbin Medical University di China. Hasil penelitian itu dipublikasikan di "Canadian Medical Association Journal" secara online, seperti dikutip dari LiveScience.

Para peneliti menemukan mantan penderita kanker payudara pasca menopause dalam penelitian yang mengonsumsi isoflavon terbanyak risiko kambuhnya menurun dibanding mereka yang mengonsumsi sedikit. Perbandingan konsumsi mereka 42.3 miligram dan 15.2 miligram per hari.

Kaitan antara senyawa kedelai dan risiko kanker payudara belum dipahami secara penuh. Penelitian sudah menunjukkan senyawa tanaman itu bisa mempengaruhi tingkat estrogen dalam tubuh. Tetapi, penelitian lain memberi hasil yang bertentangan.

Beberapa penelitian tampak menunjukkan pengaruh protektif melawan kanker payudara. Sementara, penelitian lain menemukan senyawa bisa meningkatkan risiko penyakit itu pada perempuan.

Penelitian baru dimulai tahun 2002. Para peneliti melibatkan 524 pasien berusia 29 hingga 72 tahun. Mereka sudah didiagnosis gejala awal atau kanker payudara lanjutan dan menjalani terapi hormon setelah operasi.

Semua perempuan menderita kanker payudara yang positif untuk reseptor estrogen (artinya tumor mereka tumbuh dalam merespon pada estrogen), reseptor progesteron (sel-sel kanker memperoleh makan dari progesteron) atau keduanya.  

Para pasien diobati dengan tamoksifen dan anastrosol. Keduanya obat yang dirancang untuk memperlambat pertumbuhan tumor dengan mempengaruhi tingkat estrogen tubuh.

Mereka juga diminta menjawab kuesioner yang memasukkan pertanyaan mengenai konsumsi produk kedelai mereka. Produk itu termasuk tahu, susu kedelai, kecambah kedelai dan bubuk kedelai.

Para peneliti menemukan tingkat kambuhnya 12.9 persen lebih rendah di antara pasien yang mengonsumsi isoflavon tertinggi daripada mereka yang konsumsinya rendah.

Di antara perempuan pasca menopause yang mengonsumsi anastrosol, efeknya paling jelas. Tingkat kambuhnya 18.7 persen lebih rendah pada perempuan yang paling banyak mengonsumsi kedelai dibanding mereka yang mengonsumsi sedikit.

Dibandingkan dengan populasi Asia, di mana protein kedelai menjadi makanan pokok, hanya 37 persen orang Amerika mengonsumsi makanan dan minuman berbahan baku kedelai setidaknya sebulan sekali atau lebih. Data itu berdasarkan Perilaku Konsumen mengenai nutrisi yang dilaporkan oleh United Soybean Board.

Berdasarkan National Cancer Institute, lebih dari 12 persen perempuan yang lahir saat ini akan didiagnosis menderita kanker payudara pada satu titik dalam hidup mereka.

Penelitian sebelumnya memeriksa pengaruh asupan isoflavon pada penderita kanker payudara. Para peneliti mengatakan sedikit yang mengetahui efek pada mereka yang menjalani terapi berbasis hormon.

Meskipun beberapa penemuan sudah menemukan manfaat kedelai bagi manusia. Beberapa penelitian menunjukkan satu isoflavon yang disebut genistein, bisa menghalangi efek tamoksifen dan mendorong pertumbuhan sel reseptor estrogen positif pada tikus.
(ENY/A024)


Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010