New York (ANTARA) - Harga minyak bergerak lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun lebih tajam dari perkiraan para analis, membawa fokus pasar kembali ke pasokan yang ketat daripada meningkatnya infeksi COVID-19.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September terdongkrak 26 sen atau 0,4 persen, menjadi menetap di 74,74 dolar AS per barel, setelah membukukan penurunan pertama dalam enam hari pada Selasa (27/7/2021).

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk penyerahan September bertambah 74 sen atau 1,0 persen, menjadi ditutup pada 72,39 dolar AS per barel.

Baca juga: Saudi Aramco akan prioritaskan pasokan energi ke China selama 50 tahun

Persediaan minyak mentah AS merosot 4,1 juta barel dalam seminggu hingga 23 Juli, kata Badan Informasi Energi AS (EIA). Stok bensin dan bahan bakar distilat juga turun.

"Rebound dalam permintaan tersirat untuk bensin dan sulingan, serta operasional kilang yang lebih rendah, telah mendorong penarikan persediaan untuk keduanya," kata Matt Smith, direktur penelitian komoditas di ClipperData.

Minyak telah naik 45 persen tahun ini, dibantu oleh pemulihan permintaan dan pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.

Baca juga: WoodMac: Permintaan minyak dunia akan naik didorong distribusi vaksin

OPEC+ setuju untuk meningkatkan pasokan sebesar 400.000 barel per hari mulai Agustus, melepaskan lebih banyak pengurangan pasokan tahun lalu, tetapi ini dipandang terlalu rendah oleh beberapa analis mengingat rebound dalam permintaan yang diperkirakan tahun ini.

Pemulihan ekonomi AS tetap di jalurnya meskipun ada peningkatan infeksi COVID-19, Federal Reserve mengatakan pada Rabu (28/7/2021) dalam pernyataan kebijakan baru yang tetap optimis dan mengisyaratkan pembicaraan sedang berlangsung seputar penarikan dukungan kebijakan moneter. Bank sentral membiarkan suku bunga di 0 persen.

Namun, meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia, meskipun ada program vaksinasi, telah membatasi keuntungan minyak dan tetap menjadi perhatian.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021