Jakarta (ANTARA) - Beberapa hari belakangan cuaca dan matahari terik begitu terasa menyengat di kulit dan membuat haus sepanjang hari, yang kemudian menimbulkan dehidrasi yang jika tidak segera diatasi dapat menyembabkan masalah kesehatan lainnya.

Dehidrasi adalah suatu kondisi di mana tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan zat gula dan garam menjadi terganggu. Akibatnya tubuh tidak dapat berfungsi secara normal.

Mengutip Verywellhealth, dehidrasi 100 persen dapat dicegah bahkan dehidrasi tingkatan ringan hingga sedang dapat diobati dengan minum lebih banyak cair seperti air mineral atau minuman olahraga.

Baca juga: Diduga dehidrasi, seorang pendaki Gunung Kerinci meninggal

Baca juga: 6 cara agar tidak dehidrasi, kata ahli nutrisi selebritas Hollywood


Gejala dehidrasi

Dehidrasi tidak hanya menyerang orang dewasa saja, anak-anak kecil dan bayi pun bisa terserang. Sebelum mengetahui berbagai cara untuk mencegah dehidrasi, ada baiknya mengenal terlebih dahulu beberapa gejalanya.

Pada bayi dan anak kecil, gejala yang dapat ditemui adalah mulut dan lidah kering, tidak ada air mata saat menangis, popok tidak basah selama tiga jam, mata dan pipi cekung, cekung pada bagian titik lunak di kepala, lesu dan mudah marah.

Sedangkan pada orang dewasa, bibir dan lidah kering, mulut kering, sakit kepala, kelelahan ekstrim, pusing, mual dan warna urin lebih gelap dari biasanya.

Ciri di atas merupakan gejala ringan dari dehidrasi. Sedangkan untuk gejala berat atau parah dapat berupa diare berat/sedang selama 24 jam atau lebih, kotoran atau feses berdarah atau hitam, bingung, mudah tersinggung, sangat lelah, sedikit atau bahkan tidak buang air kecil, mulut, kulit dan selaput lendir sangat kering, detak jantung cepat dan mata cekung.

Jika gelaja dehidrasi sudah mengarah pada yang berat, lebih baik segera berkonsultasi kepada dokter. Sebab jika penanganannya telat, dehidrasi dapat menyebabkan kematian.

Baca juga: Jaga asupan air minum agar suasana hati menyenangkan

Baca juga: Panas ekstrem? Lakukan hal ini agar tetap bugar

Halaman Selanjutnya: Penyebab dehidrasi
Penyebab dehidrasi

Tubuh secara teratur kehilangan air melalui keringat dan buang air kecil. Jika air tidak diganti, Anda akan mengalami dehidrasi. Setiap situasi atau kondisi yang menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak air dari biasanya menyebabkan dehidrasi.

Terlalu banyak mengeluarkan cairan tubuh seperti keringat dapat menyebabkan dehidrasi. Penyakit yang menyebabkan muntah atau diare terus menerus juga dapat menyebabkan dehidrasi.

Ini karena muntah dan diare dapat menyebabkan terlalu banyak air yang dikeluarkan dari tubuh Anda. Elektrolit penting juga hilang melalui proses ini.

Elektrolit adalah mineral yang digunakan oleh tubuh untuk mengontrol otot, kimia darah, dan proses organ. Elektrolit ini ditemukan dalam darah, urin, dan cairan lain di dalam tubuh.

Muntah atau diare dapat merusak fungsi ini dan menyebabkan komplikasi parah, seperti stroke dan koma.

Buang air kecil merupakan cara normal tubuh untuk mengeluarkan racun. Beberapa kondisi dapat menyebabkan ketidakseimbangan kimia, yang dapat meningkatkan produksi urin Anda.

Jika Anda tidak mengganti cairan yang hilang melalui buang air kecil yang berlebihan maka berisiko mengalami dehidrasi.

Baca juga: Kulit kering versus kulit dehidrasi, ini bedanya

Baca juga: Alami dehidrasi, hindari 8 jenis makanan dan minuman ini

Halaman Selanjutnya: Mengatasi dehidrasi Mengatasi dehidrasi

Menurut Healthline, cara terbaik untuk mengatasi dan mencegah dehidrasi tentu dengan banyak meminum air putih. Jangan menunggu sampai haus, sebisa mungkin rutin setiap jam apalagi jika cuaca panas benar-benar menyengat.

Periksa juga warna urin Anda untuk melihat apakah sudah cukup terhidrasi. Jika warna urin semakin jernih, artinya tubuh terhidrasi dengan baik.

Hindari minuman beralkohol dan yang mengandung kafein, sebab itu hanya akan membuat tubuh lebih dehidrasi.

Jika ingin meminum jus segar, pilihlah yang bebas gula. Jus alami tanpa tambahan gula tidak hanya memberikan hidrasi, tetapi juga memiliki nutrisi penting untuk membuat Anda tetap aktif dan ternutrisi dalam cuaca panas. Jus dengan kandungan vitamin C adalah salah satunya.

Untuk mencegah dehidrasi, hindari berjemur pada saat suhu dan sinar matahari berada di titik tertinggi, yang biasanya antara pukul 10 pagi dan 2 siang. Itulah waktu terbaik untuk masuk ke dalam, mengkonsumsi makanan dan air, membiarkan tubuh Anda menjadi dingin, dan bahkan tidur siang jika memungkinkan.

Hindari olahraga air, karena Anda sebenarnya dapat dengan mudah kepanasan tanpa menyadarinya. Jika harus berada di luar, usahakan aktivitas Anda dekat dengan tempat yang teduh.

Ini dapat memberikan pendinginan yang cukup untuk membuat Anda tetap aman. Bahkan penurunan suhu yang kecil dapat membuat perbedaan besar.

Baca juga: Tambahkan mentimun ke air minum bisa cegah dehidrasi

Baca juga: Dokter sarankan minum sebelum, saat dan setelah beraktivitas


Halaman Selanjutnya: Makanan yang bisa dikonsumsi Makanan yang bisa dikonsumsi

Makanan juga berpengaruh pada tingkat hidrasi tubuh. Untuk membuat tubuh tetap dalam keadaan stabil, konsumsilah buah-buahan dan sayuran yang mudah dicerna yang banyak mengandung air.

Beberapa makanan yang baik dikonsumsi saat udara panas adalah semangka, stroberi, kaldu dan sup, tomat, paprika, air kelapa dan makanan pedas.

Mengkonsumsi makanan pedas dapat memunculkan timbulnya keringat. Keringat ini berfungsi untuk mendinginkan tubuh Anda yang panas.

Daging rendah lemak baik dikonsumsi untuk mencegah dehidrasi ketimbang daging tinggi lemak. Sebab, lemak membutuhkan waktu lebih lama bagi tubuh Anda untuk mencerna dan membawa kandungan garam yang lebih tinggi, yang dapat menambah beban ekstra pada tubuh.

Mengkonsumsi terlalu banyak garam dapat meningkatkan risiko dehidrasi. Jika Anda makan daging, pilih versi rendah lemak seperti dada ayam saat udara panas.

Baca juga: Ahli: Hindari asupan gula berlebih agar tidak dehidrasi saat puasa

Baca juga: Enam hal agar kulit tetap sehat selama berpuasa

Baca juga: Tips menjaga kesehatan ginjal

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021