Soreang  (ANTARA News) - Upaya pemecatan Dadang Rusdiana sebagai kader Golkar oleh DPD Partai Golkar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sangat janggal dan nampak merupakan bagian strategi penjegalan dalam memenangkan Pilkada putaran kedua ini.

"Tapi, strategi ini nantinya akan berbalik kepada Golkar itu sendiri, karena masyarakat akan melihat bahwa upaya ini merupakan bentuk upaya Golkar menghalalkan segala cara untuk menang," kata pengamat politik Universitas Ahmad Jani, Iing Nurdin, Kamis.

Diberitakan, Dadang Rusdiana, calon Wakil Bupati Bandung nomor urut delapan, pasangan calon bupati Ridho Budiman Utama, mendapat ancaman pemecatan dari Golkar, karena mencalonkan diri dari partai lain tanpa persetujuan DPP Partai Golkar.

Partai Golkar telah menetapkan Dadang M Nasser sebagai calon bupati, sedangkan Dadang Rusdiana, yang juga mantan angggota DPRD Kabupaten Bandung dari Partai Golkar ini mencalonkan wakil bupati dari partai lain.

Seharusnya, menurut Iing, proses pemberian sanksi tidak hanya kepada Dadang Rusdiana, melainkan juga kepada Deding Ishak, calon bupati yang diusung PKB, dan beberapa partai lain.

Juga, ujar Iing, sanksi itu dijatuhkan kepada Rusna Kosasih, calon bupati yang berpasangan dengan Yadi Srimuyadi yang diusung PDI Perjuangan. Deding dan Rusna merupakan kader Partai Golkar, sama seperti Dadang Rusdiana.

"Upaya pemecatan ini jadi janggal karena dilakukan satu minggu sebelum pemungutan suara putaran kedua. Kenapa, Golkar tidak melakukan pemberian sanksi sejak putaran pertama berlangsung," kata Iing.

Iing membandingkan kondisis ini dengan kondisi internal PAN, yang pada Pilkada putaran pertama, secara resmi mengusung Siswanda sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan Deding Ishak.

Tapi, kata Iing, Deden Rumaji, Ketua DPD PAN Kota Bandung, justru mencalonkan wakil bupati yang berpasangan dengan Dadang Naser.

Saat Siswanda tidak lolos dalam Pilkada putaran pertama, PAN sekarang menyatakan mendukung Deden Rumaji, karena prinsipnya, setiap kader yang menang dalam Pilkada, akan mengharumkan nama partai.

Sementara itu, Dadang Rusdiana mengaku belum akan mengeluarkan pernyataan terkait rencana pemecatan dirinya sebagai kader Golkar, karena dianggap melanggar AD/ART partai berlambang pohon beringin itu.

"Nanti, ada saatnya," ujar Dadang Rusdiana. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010