inovasi yang kami lakukan antara lain dengan adanya modernisasi teknologi, sistem dan peralatan observasi
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengembangkan sejumlah inovasi teknologi guna mewujudkan upaya evakuasi "zero victim" atau nihil korban jiwa dalam menghadapi bencana geohidrometeorologi.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan hal tersebut diperlukan guna mencegah terjadinya korban jiwa dan kerusakan akibat semakin kompleks, dinamis dan ekstremnya fenomena cuaca iklim dan tektonik di Indonesia.

"Adapun inovasi yang telah dan sedang kami lakukan antara lain dengan adanya modernisasi teknologi, sistem dan peralatan observasi, dan processing data cuaca maritim, cuaca penerbangan, cuaca publik dan iklim yang terintegrasi dalam single platform," ujar Dwikorita dalam sambutannya di Rakorbangnas BMKG secara daring di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BMKG intensifkan sinergi guna wujudkan upaya mitigasi "zero victim"

Pertama, BMKG bertekad beradaptasi maupun melakukan inovasi dari segi peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang cakap dan terampil dalam memonitor, menganalisis, memprediksi, serta memberikan informasi dan peringatan dini terhadap potensi multi bencana geohidrometeorologi secara lebih cepat tepat dan akurat.

Kedua yakni melakukan penguatan flight information region (FIR) di 10 wilayah timur dan barat Indonesia di beberapa bandara antara lain Bandara Internasional Sentani, Jayapura; Bandara Internasional Pattimura, Ambon; Bandara Komodo, Labuan Bajo; Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado; serta Bandara Internasional Silangit Tapanuli Utara dan Bandara Internasional Kualanamu Deli Serdang.

Baca juga: Dewa raih Anugerah BMKG karena selamatkan jiwa warga satu desa di NTT

Kemudian BMKG berinovasi dengan Integrated Global Greenhouse Gas Information System (IG3IS), yaitu sistem integrasi untuk memberikan layanan informasi gas rumah kaca berupa prediksi sebaran ke depan dan estimasi gas rumah kaca dari berbagai jenis tata guna lahan.

Inovasi berikutnya adalah penguatan dan pengembangan teknologi untuk monitoring dan peringatan dini gempa bumi dan tsunami versi merah putih, kemudian juga pengembangan sistem peringatan dini multibahaya geohidrometeorologi, kata Dwikorita.

Baca juga: 35 titik panas terpantau BMKG di Sumatera Utara

"BMKG secara menerus melakukan advokasi dan kolaborasi untuk pemanfaatan 'info BMKG' dalam mewujudkan keselamatan dan produktivitas multisektor antara lain sektor transportasi atau perhubungan, sektor pertanian, pariwisata, tata ruang, kesehatan, dan lain sebagainya, guna mewujudkan kesejahteraan sosial ekonomi yang berkesinambungan," kata Dwikorita.

Selain itu BMKG juga melakukan evaluasi dan penyesuaian perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah tata ruang yang harus mempertimbangkan faktor multi bencana geohidrometeorologi dengan memanfaatkan "info BMKG" serta mengintensifkan data integrasi, guna mewujudkan informasi yang lebih cepat tepat akurat dan luas jangkauannya, kata dia.

Rakorbangnas BMKG diadakan dalam memperingati Hari Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (HMKG) ke-74, dihadiri sekitar 2.000 peserta dari seluruh unsur dan elemen dalam mewujudkan semboyan "Info BMKG, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh."

Baca juga: Dua titik panas muncul di Kecamatan Haharu Sumba Timur

Baca juga: BMKG sebut Mamasa diguncang gempa dangkal magnitudo 5,3






 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021