Pekanbaru (ANTARA News) - Gubernur Riau HM Rusli Zainal di Pekanbaru, Jumat, mengaku gusar akibat pemberitaan media massa yang menyudutkan Provinsi Riau sebagai pengekspor kabut asap dari kebakaran lahan gambut ke negara tetangga.

Menurut Rusli, kebakaran di Riau mulai berkurang akibat hujan yang terjadi belakangan ini.

Selain itu, menurut dia, kebakaran juga terjadi di Semenanjung Malaysia sehingga tidak adil jika Riau dituduh menyebabkan kabut asap di Malaysia dan Singapura.

"Dari pantauan satelit, ditemukan sejumlah hot spot di Malaysia," tegasnya.

Gubernur telah memerintahkan seluruh bupati dan wali kota untuk segera turun tangan memadamkan api di wilayahnya masing-masing, dan diwajibak berkoordinasi dengan instansi terkait.

Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau, kebakaran telah menghanguskan sedikitnya 5.000 hektare lahan gambut di mana 600 hektare diantaranya kebun kelapa sawit rakyat.

Kepala Seksi Penanggulangan Kebakaran Hutan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Isbanu mengatakan kelemahan dalam pemadaman api adalah lemahnya koordinasi di lapangan sehingga pemadaman kebakaran terkesan sporadis dan tanpa rencana yang jelas.

Padahal, katanya, cukup banyak pasukan pemadam kebakaran di lapangan, mulai dari tim Manggala Agni, pemadam kebakaran kabupaten/kota, hingga dari perusahaan swasta.

"Meski banyak personel, tapi semuanya berserakan dan tidak ada koordinasi yang jelas agar kebakaran bisa diminimalisir dengan memperhitungkan arah angin dan lokasi kebakaran," ujarnya.(*)

F012/s018/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010