Selain pendapatan bunga bersih, faktor lain yang menjadi penyumbang kenaikan laba Bank Mega diperoleh dari adanya penurunan biaya operasional bank
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mega Tbk menorehkan pertumbuhan laba bersih sebesar 32 persen (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi Rp1,56 triliun dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,18 triliun.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan pertumbuhan laba tersebut dikontribusikan oleh pendapatan bunga bersih yang naik sebesar 23 persen (yoy) menjadi Rp2,4 triliun dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,98 triliun.

"Selain pendapatan bunga bersih, faktor lain yang menjadi penyumbang kenaikan laba Bank Mega diperoleh dari adanya penurunan biaya operasional bank sebesar 9 persen year on year dari Rp1,7 triliun menjadi sebesar Rp1,54 triliun sebagai hasil dari program efisiensi dan digitalisasi yang dilakukan bank," ujar Kostaman dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Pada Juni 2021, total aset Bank mengalami kenaikan sebesar 3 persen (ytd) menjadi Rp115,87 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp112,2 triliun.

Bank Mega juga mencatatkan pertumbuhan pada penghimpunan Dana Pihak Ketiga sebesar 6 persen (ytd) menjadi Rp84,07 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp79,19 triliun.

Hal itu dikontribusi oleh tabungan yang tumbuh sebesar 7 persen (ytd) menjadi Rp14,73 triliun dan deposito yang juga tumbuh sebesar 7 persen (ytd) menjadi Rp60,83 triliun.

Di tengah tantangan perekonomian yang masih terdampak pandemi, Bank Mega berhasil menyalurkan kredit yang hingga Juni 2021 tumbuh sebesar 8 persen (ytd) menjadi Rp52,46 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp48,49 triliun.

Penyaluran kredit tersebut dikontribusi oleh kenaikan kredit korporasi sebesar 16 persen (ytd) menjadi Rp30,29 triliun dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar Rp26,21 triliun dan kredit komersial yang tumbuh sebesar 3 persen (ytd) menjadi Rp2,28 triliun.

Kostaman mengatakan, perseroan berhasil melakukan efisiensi operasional melalui inovasi digital dan otomasi dengan baik. Hal itu tercermin dari semakin membaiknya rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dimana tercatat pada triwulan II 2021 berhasil turun menjadi 62,05 persen, jauh membaik jika dibandingkan pada posisi yang sama periode tahun sebelumnya sebesar 70,18 persen.

Emiten berkode saham MEGA juga berhasil mencatatkan perbaikan rasio kecukupan modal atau CAR pada triwulan II 2021 menjadi 27,31 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 25,34 persen.

"Pertumbuhan kredit juga diikuti dengan kualitas yang baik, dimana pada triwulan II 2021 NPL gross tercatat turun menjadi 1,26 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,56 persen," kata Kostaman.

Keberhasilan bank dalam perolehan laba juga tercermin pada rasio pengembalian aset atau ROA di mana pada triwulan II 2021 tercatat sebesar 3,45 persen naik dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,93 persen.

Sementara rasio pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 19,13 persen, naik dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 15,88 persen.

Baca juga: Bank Mandiri bukukan laba bersih Rp12,5 triliun pada semester I 2021
Baca juga: BCA raup laba bersih semester I 2021 Rp14,45 triliun
Baca juga: Bank Jago optimistis kinerja membaik meski laba belum positif

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021