Surabaya (ANTARA) - Produktivitas PT Perkebunan Nusantara XI dalam musim giling semester I/2021, mengalami kenaikan dibanding tahun 2020 dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

Direktur PTPN XI, R Tulus Panduwidjaja di Surabaya, Jumat menyebut hingga semester pertama ini capaian produktivitas 81,6 ton per hektare dengan realisasi sampai Juli 2021 atau hari giling ke 64, sementara di hari giling yang sama tahun 2020 hanya tercapai 77,5 ton per hektare, dan dalam RKAP mencapai 75,4 ton per hektare.

"Produktivitas memang menjadi salah satu fokus manajemen saat untuk mengejar dampak penurunan luasan kebun tebu," kata Tulus, dalam siaran persnya,

Ia mengatakan, tren penurunan lahan tebu setiap tahun perlu diimbangi dengan upaya peningkatan ​produktivitas atau protas, dan hal ini bisa dilakukan melalui ketepatan masa tanam, kelengkapan tanam dan kerapatan tanaman, subsoiler, pupuk yang tepat baik jenis dosis waktu, cara dan tempat, budi daya standar hingga tebang bersih yang menjadi faktor keberhasilan protas meningkat.

Baca juga: PTPN XI kembangkan potensi beras pisang di Lumajang

"Tentu saja upaya-upaya penambahan kebun tebu tetap kami lakukan sehingga kebutuhan bahan baku tebu tercukupi," katanya.

Ia mengakui, saat ini titik kritikal ada pada mekanisme penjualan hasil produk yang harus menjadi perhatian bersama para stakeholder.

Ia mencatat, hingga saat ini PTPN XI telah menggiling 1,9 juta tebu dengan produktivitas sebesar 81,6 ton per hektare dan memproduksi total gula sebesar 137 ribu ton GKP.

Dewan Komisaris memberikan apresiasi terhadap kinerja yang diraih PTPN XI dalam musim giling semester I/2021, seperti disampaikan Tumik Kristianingsih dalam rapat gabungan Kamis (29/07) di Surabaya.

Baca juga: Pejabat PTPN XI tandatangani pakta integritas optimalisasi kinerja

Komisaris PTPN XI, Tumik Kristianingsih mengakui, beberapa kebun ada yang di atas 200 ton per hektare, salah satunya Afdeling Genitri Kidul C4 PG Djatiroto juga memiliki realisasi serupa.

Komite Audit PTPN XI, Abdur Rasyid mengatakan, capaian itu bisa dijadikan best practise bagi pengelolaan kebun lainnya, karena beberapa produktivitas kebun PG Djatiroto relatif tinggi hingga mencatatkan diri sebagai rangking pertama sepuluh besar pencapaian produktivitas tebu se-PTPN Group awal Juli lalu.

"Bisa dijadikan role model pengelolaan kebun, beberapa kebun tinggi protasnya bahkan meraih rangking pertama protas se-PTPN Group awal bulan ini. Bulan tanam yang optimal dan aplikasi budi daya yang tepat waktu, salah satu faktor pendukung Raihan protas tinggi," kata Rasyid.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021