Santo Domingo (ANTARA) - Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) pada Jumat (30/7) meminta negara-negara untuk memperketat upaya pencegahan demam babi Afrika, setelah Republik Dominika melaporkan kasus pertama di kawasan Amerika dalam hampir 40 tahun.

Wabah di negara Karibia itu mulai menjalar sejak 1 Juli, menurut laporan OIE meski tidak dikonfirmasi melalui pengujian AS hingga Rabu.

Kasus Dominika memunculkan kekhawatiran tentang potensi penyebaran demam babi Afrika di kawasan itu, termasuk di Amerika Serikat.

Penyakit tersebut biasanya fatal pada babi, namun tidak berbahaya bagi manusia.

Kasus demam babi secara finansial merugikan peternak dan produsen daging sebab hewan-hewan mati dan pemerintah kerap membatasi pengiriman daging babi dari negara yang terinfeksi.

Kontrol penyebaran penyakit ke negara-negara baru di Amerika "akan sangat penting untuk melindungi ketahanan pangan serta mata pencaharian sejumlah populasi yang paling rentan di dunia," kata OIE.

Baca juga: Jerman alami kasus demam babi Afrika lain pada babi ternak

Penyakit tersebut berasal dari Afrika sebelum menjalar ke Eropa dan Asia sekaligus menyebabkan ratusan juta babi mati, selagi pembangunan baru pasar pakan dan daging global.

Penyelidikan untuk menentukan bagaimana kasus tersebut muncul di Republik Dominika sedang berlangsung, kata OIE. Babi-babi di dua peternakan di provinsi yang berjarak sekitar 200 km terinfeksi, menurut laporan.

Wabah di Provinsi Monte Cristi terjadi pada 1 Juli di antara "hewan-hewan dari berbagai usia dan jenis kelamin yang diternak di halaman belakang tipe komunitas," bunyi laporan tersebut.

Tercatat 827 hewan yang mati atau dimusnahkan.

OIE menambahkan, wabah lainnya di Provinsi S¡nchez Ram­rez mulai muncul pada 14 Juli dan terjadi pada 15 babi di peternakan halaman belakang yang mati.

"Keragaman yang luar biasa dari sistem produksi dan perdagangan yang kini berbarengan di kawasan Amerika menimbulkan tantangan ekstra yang khusus saat menghadapi penyakit ini," kata perwakilan OIE untuk Amerika, Luis Barcos.

Di China, produsen daging babi terbesar di dunia, demam babi Afrika menghancurkan separuh kawanan babi selama setahun setelah terdeteksi pada 2018.

Sumber: Reuters

Baca juga: China akan bentuk sistem kontrol wilayah antispasi demam babi Afrika

Baca juga: Korsel musnahkan 1.500 babi setelah kasus baru demam babi Afrika


 

Mewaspadai masuknya virus demam babi ke Sumbar

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021