Pangkalpinang (ANTARA News) - Jenis fauna di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, didominasi anjing peliharaan dan anjing liar dengan populasi yang melampui batas.

"Anjing liar dan peliharaan yang tidak dirawat berpotensi menimbulkan rabies dan bisa mengurangi daya saing daerah itu dalam mendatangkan wisman," kata Kadis Kebudayaan, Pariwista Pemuda dan Olahraga Pangkalpinang, Akhmad Elfian, di Pangkalpinang, Minggu.

Untuk mengurangi populasi fauna berupa anjing itu perlu dilakukan upaya eliminasi.

Ia mengatakan populasi anjing peliharaan dan anjing liar cukup besar dan untuk mencegah berbagai penyakit seperti rabies diperlukan pembasmian fauna itu.

"Populasi anjing di Pangkalpinang bisa mencapai 500 hingga 700 ekor perbulan dan untuk menekan populasi pada waktu-waktu tertentu harus dieliminasi oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Pangkalpinang, karena jenis hewan ini cukup mengganggu," ujarnya.

Ia menjelaskan, selain anjing, fauna di Kota Pangkalpinang yang terkenal akan hasil lautnya dan beberapa hasil perikanan darat.

Selain itu, beberapa jenis fauna, seperti, jenis pelanduk, rusa, berbagai jenis ular seperti sabak, kera, beruk semundi dan berbagai jenis burung seperti cebuk dan lebah penghasil madu yang saat ini fauna tersebut mulai berkurang dan bahkan diambang kepunahan.

"Fauna jenis pelanduk dan rusa hampir punah akibat pengembangan pemukiman penduduk, pembukaan lahan pertanian secara besar-besaran serta perburuan liar, sehingga populasi dan pengembangbiakan fauna tersebut terganggu dan hewan itu berpindah tempat ke daerah lainnya," ujarnya.

Sementara itu, jenis flora di Kota Pangkalpinang didominasi tanaman jenis kelapa, karet, buah-buahan dan lada yang terdapat disepanjang utara samapi timur di pesisir Laut Cina Selatan.

Selain itu, tanaman rumbia yang oleh masyarakat Pangkalpinang daunnya digunakan untuk atap dan batangnya dibuat sagu rumbia.

"Untuk tanaman-tanaman ini perlu adanya peningkatan pembudidayaan dan pengelolaan terhadap hasil tanamannya, sehingga didapat hasil yang lebih optimal," ujarnya.

Menurut dia, secara sporadis di beberapa tempat sekitar pantai timur, bagian barat laut dan selatan menghasilkan hasil pertanian lain berupa nanas, durian, pisang dan duku walaupun dalan jumlah yang tidak banyak.

"Untuk hutan, di bagian wilayah Desa Air Duren, Tuatunu masih tersisa hutan karet rakyat dan perkebunan lada rakyat. Selain itu, ada beberapa perkebunan kelapa dan lada di daerah Pesisir Pantai Pasir Padi," ujarnya. (ANT-040/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010