Jakarta (ANTARA) - Twitter Inc berencana meluncurkan kompetisi untuk peneliti komputer atau peretas untuk melihat bias di algoritma potong foto platform tersebut.

Kompetisi berhadiah ini ingin mencari "potensi bahaya di algoritma" tersebut, seperti diberitakan Reuters, dikutip Senin.

Studi tahun lalu oleh tiga peneliti machine learning di Twitter, media sosial dalam pratinjau foto cenderung tidak menyertakan orang kulit hitam.

Berdasarkan studi tersebut ada 8 persen perbedaan dari paritas demografi untuk perempuan dan 4 persen terhadap orang kulit putih.

Twitter beberapa waktu lalu merilis kode komputer tentang bagaimana foto dipotong di linimasa platform tersebut.

Melalui program kompetisi ini, peneliti diminta melihat bagaimana algoritma tersebut bisa menimbulkan bahaya misalnya soal stereotipe atau menjelekkan kelompok lain.

Twitter akan memberikan hadiah antara 500 dolar hingga 3.500 dolar Amerika Serikat, pemenang akan mempresentasikan temuan mereka di acara DEF CON, konferensi tahunan para peretas yang diadakan di Las Vegas, bulan ini.

Baca juga: Rusia tuntut WhatsApp karena langgar aturan data pribadi

Baca juga: LinkedIn izinkan karyawan untuk bekerja penuh waktu secara "remote"

Baca juga: Jaga keamanan akun Twitter dengan enam cara ini

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021