Jakarta (ANTARA) - Obat-obatan seperti oseltamivir (antivirus) atau lainnya yang disesuaikan dengan gejala, beserta vitamin C dan D biasanya diresepkan dokter pada pasien COVID-19.

Namun, apakah obat dan vitamin ini aman dikonsumsi ibu menyusui yang terkonfirmasi positif COVID-19?

Dokter umum konselor laktasi yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Umum Universitas Padjadjaran, dr. Nia Wulan Sari, CIMI, mengatakan, sebagian besar obat-obatan dan vitamin aman dikonsumsi oleh ibu menyusui.

Menurut dia, obat seperti oseltamivir dan favipiravir dalam bentuk terhidroksilasi memang ditemukan terdistribusi dalam ASI. Namun, metabolit aktif oseltamivir hanya terdeteksi pada ASI dalam jumlah minimal.

"Oseltamivir dapat digunakan pada ibu menyusui apabila potensi manfaat yang didapat oleh ibu melebihi potensi risiko paparan obat terhadap bayi," kata dia yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu melalui siaran persnya, dikutip Selasa.

Baca juga: Ibu menyusui positif COVID-19 dan sudah divaksin perlu tetap beri ASI

Baca juga: Dokter anjurkan ibu menyusui konsumsi gizi seimbang


Sementara untuk favipiravir, Nia tidak menganjurkan diberikan pada ibu menyusui karena belum ada penelitian lebih lanjut terkait penggunaan favipiravir yang melibatkan wanita hamil dan menyusui.

"Masih belum diketahui apakah metabolit acetylcysteine berada di dalam ASI, sehingga penggunaan untuk ibu menyusui harus mempertimbangkan dengan matang manfaat dan risikonya," tutur dia.

Para ibu menyusui sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter untuk mempertimbangkan manfaat dan efek samping sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Di sisi lain, ibu juga tetap bisa menyusui bayinya walau positif COVID-19, dengan catatan tidak ada gejala atau hanya bergejala ringan dan mampu menyusui langsung. Hal ini untuk memelihara interaksi atau skin to skin contact antara ibu dan bayi.

Nia mengatakan, efek perlindungan ASI sangat kuat dalam melawan infeksi penyakit melalui peningkatan daya tahan tubuh bayi. Beberapa penelitian mengungkapkan, terdapat antibodi COVID-19 yang mengalir dalam ASI.

Sampai saat ini, belum ada bukti penularan COVID-19 secara langsung dari ibu kepada anaknya melalui ASI, dan hanya antibodinya yang ditemukan dalam ASI. Oleh karena itu, ibu positif COVID-19 tetap disarankan untuk memberikan ASI pada bayinya.

Tetapi, apabila ibu mengalami gejala COVID-19 sedang hingga berat sehingga menyulitkan menyusui, maka bayi dapat diberikan donor ASI perah (ASIP) atau ASI donor yang sudah di-screening sesuai persyaratan untuk memastikan higienitas ASIP dari penyakit menular.

"Pemberian ASIP dapat dilakukan menggunakan media seperti cup feeder, sendok, atau pipet agar meminimalisir bayi mengalami bingung puting," kata Nia.

Saat memberikan ASI, ibu perlu mempraktikkan prosedur pencegahan penularan infeksi yang ketat yakni selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah kontak dengan bayi, rutin membersihkan benda-benda yang disentuh ibu dengan disinfektan, menggunakan masker dengan rapat menutupi hidung, mulut, dan dagu, serta hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut ketika menyusui si kecil.

Apabila ibu khawatir bayi tertular COVID-19 akibat kegiatan menyusui, maka bisa memberikan ASIP pada si kecil. Pastikan sang ibu juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat ketika memerah ASI.

Baca juga: ASI eksklusif dan makanan bergizi bantu cegah pneumonia pada anak

Baca juga: MPASI bantu anak kenali bentuk dan rasa makanan

Baca juga: ASI tetap perlu diberikan pada anak meski ibu alami COVID-19

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021