Pada periode yang sama, pertumbuhan kredit BPR baik sektor konvensional maupun syariah tercatat 11,34 persen secara yoy menjadi sebesar Rp7,16 triliun
Solo (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kinerja perbankan di Soloraya masih tetap terjaga baik di tengah pandemi COVID-19 dan stabil seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di dalam negeri.

Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Selasa mengatakan sampai dengan semester I-2021, kinerja perbankan di Soloraya cukup stabil, salah satunya tercermin dari pertumbuhan kredit bank umum baik konvensional maupun syariah yang tercatat sebesar 3,28 persen secara "year on year" (yoy) menjadi Rp84,52 triliun.

Ia mengatakan angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit perbankan secara nasional yang mengalami pertumbuhan 0,59 persen.

Sedangkan untuk kontribusi sektor industri pengolahan mendominasi, yakni untuk bank umum mencapai 30,21 persen dari total kredit, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 28,00 persen, dan sektor rumah tangga sebesar 13,84 persen.

Sedangkan berdasarkan jenis usaha, dikatakannya, kredit bank umum didominasi kredit bukan mikro, kecil, dan menengah yang mencapai 64,58 persen, diikuti kredit kecil sebesar 14,79 persen, kredit menengah sebesar 12,43 persen, dan kredit mikro sebesar 8,20 persen.

"Pada periode yang sama, pertumbuhan kredit BPR baik sektor konvensional maupun syariah tercatat 11,34 persen secara yoy menjadi sebesar Rp7,16 triliun," katanya.

Ia mengatakan untuk sektor ekonomi perdagangan besar dan eceran mendominasi kredit BPR yang mencapai 30,80 persen, diikuti sektor bukan lapangan usaha lainnya sebesar 27,02 persen, dan jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan sebesar 12,50 persen.

Sementara itu, untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank umum baik konvensional maupun syariah di Soloraya sampai dengan semester I-2021 tumbuh 5,58 persen secara yoy menjadi Rp79,48 triliun.

"Dari total DPK tersebut, didominasi produk tabungan yang mencapai 56,86 persen, diikuti deposito sebesar 29,04 persen, dan giro sebesar 14,10 persen. Pada periode yang sama, DPK BPR baik konvensional maupun syariah tercatat sebesar Rp7,12 triliun atau tumbuh 14,14 persen yoy," katanya.

Ia mengatakan angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK perbankan secara nasional.

Ia mengatakan untuk komposisi DPK BPR tersebut didominasi oleh produk deposito yang mencapai 58,38 persen dan tabungan sebesar 41,62 persen.

Baca juga: OJK selesaikan 427 pengaduan di Surakarta, terbanyak soal perbankan

Baca juga: Perbankan syariah di Surakarta tumbuh positif

 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021