Saat ini saya akan fokus kepada diri saya sendiri sedikit lebih sering ketimbang menutup-nutupi semua hal ini
Jakarta (ANTARA) - Pesenam putri Amerika Serikat Simone Biles hari ini turun gelanggang lagi untuk berlomba dalam nomor balok keseimbangan dan hanya memperoleh medali perunggu setelah emas dan perak masing-masing direbut dua atlet China Guan Chenchen dan Tang Xijing.

Biles memasuki arena setelah berhasil membuang keraguan, ketakutan, dan tekanan mental selama sepekan terakhir untuk melakukan apa yang sejak lama dia lakukan sebaik-baiknya, yakni memenangi medali Olimpiade sekalipun kali ini medali perunggu yang bahkan tak terpikirkan oleh dia bisa merengkuhnya.

Medali perunggu ini didapat setelah tujuh hari sejak dia mengejutkan dunia mundur dari nomor beregu putri Olimpiade Tokyo padahal dia sangat diharapkan tampil jauh lebih baik dari pada empat emas dan satu perunggu yang dia dapat dari Olimpiade Rio 2016.

Baca juga: Simone Biles merasa perunggunya lebih berarti daripada emas

Sebaliknya, dia mengungkapkan masalah mental dan berjuang mengatasi serangan "twisties" (semacam kendala mental di mana pesenam kehilangan rasa orientasi saat melakukan puntiran dan menggulingkan tubuh di udara dengan melawan gaya gravitasi) yang memaksanya mundur dari semua nomor kecuali balok keseimbangan.

Biles kemudian mengaku sama sekali tidak yakin bisa berlomba kembali sehingga medali perunggu yang dia menangkan "jauh lebih manis" daripada medali perunggu yang dia sabet dari Olimpiade Rio.

"Setiap hari saya harus dievaluasi secara medis oleh dokter di sini, dan dua sesi bersama psikolog olahraga di sini juga, yang membantu saya sedikit lebih berkepala dingin," kata atlet berusia 24 tahun itu seperti dikutip Reuters.

"Saya dinyatakan lulus untuk mengikuti balok keseimbangan yang sejujurnya saya tidak terpikir saya mendapatkan izin melakukannya tadi malam."

Selama sepekan sebelumnya dia berjuang menghadapi disorientasi pada setiap nomor. Ada hal-hal lain yang tidak dia bicarakan di depan umum, seperti kematian bibinya beberapa hari lalu.

Lalu ada tekanan harapan dan media sosial yang tak kunjung berhenti di mana opini berkisar dari simpati luar biasa dari banyak kalangan termasuk mantan ibu negara Michelle Obama sampai mereka yang beranggapan dia telah menyerah.

"Berat, beda, kita masih manusia, kita punya perasaan..." kata Biles.

"Jadi pada akhirnya Anda harus sedikit lebih memperhatikan apa yang Anda katakan secara online karena Anda tak tahu apa yang sedang dialami atlet-atlet ini, serta olahraga mereka."

Baca juga: Simone Biles kembali berkompetisi di Olimpiade

Bukan semata pelipur lara

Biles kemungkinan menekan tombol "reset" dan kembali ke awal sebelum merasa siap guna kembali beraksi, kata psikolog olahraga Dr. Hillary Cauthen, anggota dewan eksekutif Association of Applied Sport Psychology.

Dipuji karena mengangkat topik kesehatan mental di kalangan atlet yang menguatkan pandangan bintang tenis Jepang Naomi Osaka, Biles mengaku senang bisa melanjutkan diskusi mengenai masalah itu.

"Mengangkat topik pembicaraan kesehatan mental, bagi saya adalah penting bagi dunia karena orang harus menyadari bahwa pada akhirnya kita adalah manusia, kita bukan cuma hiburan," kata Biles.

Rencana berikutnya Biles adalah melalui segala proses. Ditanya tentang kemungkinan berlomba lagi pada Olimpiade Paris 2024, dia menjawab harus terlebih dahulu merenungkan Olimpiade ini. Dia sendiri pernah berkata akan pensiun setelah Tokyo 2020 tetapi awal tahun ini mengatakan mungkin lanjut berlomba setelah Olimpiade ini.

"Saat ini saya akan fokus kepada diri saya sendiri sedikit lebih sering ketimbang menutup-nutupi semua hal ini," tambah Biles.

"Ini lima tahun yang lama. Saya senang bisa tampil apa pun hasilnya. Saya melakukannya demi saya dan saya bangga kepada diri sendiri karena bisa berlomba lagi."

Baca juga: Simone Biles mundur dari final senam artistik lantai Olimpiade
Baca juga: Simone Biles: "Pikiran dan tubuh saya tidak sinkron"
Baca juga: Di bawah tatapan Simone Biles, Sunisa Lee sabet emas semua alat
Baca juga: Keterbukaan Biles bisa bantu akhiri stigma seputar kesehatan mental

 

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021