Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua mengklaim kondisi dan situasi di Kabupaten Yalimo sudah kondusif setelah kerusuhan pada Selasa (29/6) terkait Pilkada 2020 yang hingga kini belum selesai.

"Kami berharap Sekda Kabupaten Yalimo selaku pelaksana harian bupati dapat menjalankan tugas pemerintahan, menjaga situasi dan kondisi tetap kondusif serta melakukan rekonsoliasi," ujar Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua Doren Wakerkwa di Jayapura, Rabu.

Ia mengatakan, kini Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Yalimo Isak Yando menjabat sebagai Pelaksana Harian (Plh) Bupati setempat untuk mengisi kekosongan jabatan sementara.

"Gubernur Papua Lukas Enembe sudah mengusulkan Caretaker Bupati Yalimo, dan hingga kini masih menunggu prosesnya dari Kementerian Dalam Negeri," katanya.

Menurut Doren, pihaknya berharap Surat Keputusan (SK) Kementerian Dalam Negeri terkait Carateker Bupati Yalimo segera turun pada pekan ini sehingga roda pemerintahan di kabupaten setempat dapat berjalan dengan baik.

Sebelumnya, pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mendiskualifikasi kepesertaan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Yalimo Erdi Dabi-Jhon Wilil, massa membakar beberapa kantor dan kios di Distrik Elelim pada Selasa (29/6).

Baca juga: Pilkada Yalimo pembelajaran hukum dan demokrasi
Baca juga: Massa merusak jembatan di Yalimo akibatkan 147 kendaraan tertahan
Baca juga: 1.025 warga Yalimo mengungsi ke Wamena


Sejumlah gedung pemerintah terbakar, di antaranya Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kantor BPMK, Kantor Dinas Perhubungan, Kantor Dinas Kesehatan, Kantor DPRD, Kantor Gakkumdu, dan Bank Papua.

Massa yang diduga pendukung pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil juga menutup akses jalan. Akibat aksi tersebut, kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp324 miliar.

Bahkan pada Senin (5/7) malam, sebanyak 1.025 warga Yalimo yang kehilangan tempat tinggal telah berada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Sementara itu, Pilkada Yalimo 2020 diikuti oleh dua pasangan calon kepala daerah, nomor urut 1 Erdi Dabi-Jhon Wilil, nomor urut 2 Lakiyus Peyon-Nahum Mabel.

Dari hasil rapat pleno KPU Yalimo pada 18 Desember 2020, KPU menetapkan paslon nomor urut 1 menjadi pemenang dengan perolehan 47.881 suara atau unggul 4.814 suara dari saingannya.

Namun putusan tersebut digugat ke MK oleh paslon nomor urut dua. Pada 19 Maret 2021, MK memerintahkan KPU Yalimo melakukan pemungutan suara ulang (PSU) di 105 TPS yang tersebar di Distrik Apalapsili dan Welarek.

PSU dilakukan pada 5 Mei 2021 dan pada 15 Mei 2021, KPU melakukan pleno dan memutuskan Erdi Dabi-Jhon Wilil menjadi pemenang Pilkada Yalimo dengan perolehan 47.785 suara atau unggul 4.732 suara dari lawannya.

Pasangan Lakiyus Peyon-Nahum Mabel kembali menggugat hasil tersebut ke MK. Kali ini materi gugatannya adalah status Erdi Dabi yang merupakan mantan narapidana yang seharusnya belum bisa menjadi peserta Pilkada.

Pada 29 Juni 2021, MK mengabulkan gugatan tersebut dan mendiskualifikasi kepesertaan pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil dari Pilkada Yalimo. MK juga memerintahkan KPU Yalimo melaksanakan pilkada ulang mulai dari tahapan pendaftaran peserta pilkada.

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021