Padang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memastikan sekaligus memerintahkan agar penyaluran seluruh bantuan bagi para korban tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, tepat sasaran.

"Kita menyediakan bahan-bahan yang yang dibutuhkan masyarakat dan melanjutkan tanggap darurat untuk memastikan kita bisa menyelamatkan banyak nyawa," kata Presiden saat meninjau lokasi bencana di Kepulauan Mentawai, Kamis.

Presiden menjelaskan, sebagian besar bantuan disalurkan melalui operasi udara dengan menggunakan sejumlah pesawat militer.

Yudhoyono meminta masyarakat yang mengungsi bisa bekerjasama dengan aparat pemerintah. Dengan demikian, proses tanggap darurat di Kepulauan Mentawai bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berangkat dari Padang ke Mentawai pada pukul 10.00 WIB. Mereka menuju kepulauan Mentawai menggunakan tiga helikopter yang diterbangkan dari Bandara Minangkabau.

Presiden, Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan sejumlah anggota rombongan menggunakan dua helikopter Super Puma. Sedangkan anggota rombongan lainnya menggunakan helikopter MI-17.

Turut dalam rombongan presiden antara lain Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Menko Kesra Agung Laksono, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.

Dua pengusaha, Anindya Bakrie dan Chaerul Tandjung juga turut dalam rombongan presiden.

Setelah terbang selama hampir satu jam, ketiga helikopter itu sampai di Kepulauan Mentawai.

Sesampainya di lokasi, presiden langsung meninjau situasi, khususnya di Kecamatan Pagai Selatan.

Presiden juga sempat berdialog dengan sejumlah pengungsi yang ditampung di sejumlah tenda di lokasi tersebut.

Setelah meninjau lokasi selama kurang lebih satu jam, presiden dan rombongan kembali ke Padang dengan menggunakan helikopter yang sama.

Rencananya, setelah menginap di Padang, Presiden Yudhoyono akan menuju Hanoi, Vietnam, pada Jumat siang untuk menghadiri tahap akhir KTT ke-17 ASEAN.(*)
(F008/Z003/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010