Beijing (ANTARA) - Badan Imigrasi Nasional China (NIA) menghentikan sementara penerbitan paspor dan dokumen perjalanan lainnya untuk mencegah meluasnya kasus impor COVID-19, demikian NIA, Rabu.

NIA sangat memperhatikan tren kasus COVID-19 secara global sehingga kebijakan-kebijakannya menyesuaikan situasi saat ini.

Instansi yang sebelumnya menyatu dengan Kementerian Keamanan Publik China (MPS) itu juga akan memperketat keluar-masuk warganya yang tidak memiliki tujuan sangat mendesak.

Otoritas imigrasi tersebut juga akan menindak tegas pelaku perjalanan lintasbatas secara ilegal dan berbagai kejahatan yang lain untuk mencegah pendatang haram memasuki wilayah daratan Tiongkok itu.

Kebijakan tersebut diambil setelah COVID-19 varian Delta klaster Nanjing, Provinsi Jiangsu, merambah ke sejumlah provinsi lainnya di China.

Sejumlah bandara di China yang menjadi tujuan penerbangan internasional, termasuk Bandara Lukou di Nanjing ditutup.

Para calon penumpang pesawat dari Indonesia yang hendak kembali ke China merasa kecewa dengan pembatalan penerbangan, meskipun mereka mendapatkan pengembalian uang tiket secara penuh.

Berdasarkan hasil investigasi otoritas kesehatan China bahwa klaster Nanjing bermula dari pesawat Air China nomor penerbangan CA910 dari Rusia pada 21 Juli 2021.

Varian Delta menyebar lebih cepat ke 18 provinsi lain, termasuk Beijing, karena bersamaan dengan tingginya aktivitas masyarakat pada musim liburan sekolah akhir semester.

Sampai saat ini jumlah kasus positif varian Delta di China yang bermula dari Nanjing telah mencapai angka 361 ditambah tanpa gejala sebanyak 117 kasus.

Baca juga: Sejumlah penerbangan dari Beijing dibatalkan
Baca juga: Beijing catat 36 kasus baru COVID-19 terkait klaster pasar Xinfadi
Baca juga: Virus lebih ganas daripada Wuhan, Beijing perpanjang karantina 28 hari

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021