"Tindakan Facebook untuk memotong upaya transparansi sangat memprihatikan," kata Warner dikutip dari Reuters, Kamis.
Warner juga mengatakan, tindakan yang dilakukan Facebook itu merupakan suatu langkah mundur. Menurutnya, Kongres harus segera bertindak untuk menangani penipuan dan pelanggaran dalam periklanan online.
Sebelumnya, Facebook mengatakan bahwa mereka telah menghapus akun pribadi dan akses para peneliti New York University yang sedang mempelajari iklan politik karena kekhawatiran mengenai privasi pengguna lain.
"Kami berulang kali menjelaskan masalah privasi kami kepada NYU, tetapi peneliti mereka akhirnya memilih untuk tidak mengatasinya dan malah melanjutkan pengambilan data dan iklan orang dari platform kami," kata seorang juru bicara Facebook.
Proyek NYU Ad Observatory, yang menerima surat penghentian dari Facebook tahun lalu, meminta orang-orang untuk mengunduh ekstensi browser yang mengumpulkan informasi tentang bagaimana mereka ditampilkan oleh iklan politik di situs tersebut.
Facebook telah menyediakan alat untuk meningkatkan transparansi atas iklan di layanannya, termasuk perpustakaan iklannya sendiri dan database online yang dapat dicari yang menampilkan iklan politik di situsnya. Tetapi, para peneliti mengkritik perpustakaan karena tidak lengkap dan sulit digunakan.
Peneliti NYU Laura Edelson mengatakan, tindakan Facebook telah menghentikan akses mereka ke alat yang mereka gunakan untuk mengungkap kelemahan sistemik di Perpustakaan Iklan Facebook dan mengidentifikasi informasi yang salah dalam iklan politik, termasuk banyak menabur ketidakpercayaan pada sistem pemilihan AS.
"Dengan menangguhkan akun kami, Facebook secara efektif mengakhiri semua pekerjaan ini," katanya.
Baca juga: Enam langkah terhindar dari misinformasi COVID-19 di Facebook
Baca juga: Facebook perketat kebijakan untuk pengguna di bawah 18 tahun
Baca juga: Facebook bentuk tim baru untuk VR "metaverse"
Penerjemah: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021