Gianyar, Bali  (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat sore, akan tiba di Bali dan mengunjungi Pura Tirta Empul yang terletak tidak jauh dari Istana Tampak Siring untuk melihat pengembangan kawasan itu sebagai wisata budaya dan sejarah.

Presiden Yudhoyono tiba di Bali usai melakukan kunjungan kerja selama tiga hari di Sorong dan Manokwari, Papua, untuk mengikuti beragam kegiatan di wilayah tersebut.

Pura Tirta Empul merupakan salah satu situs peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih sering dikunjungi oleh wisatawan. Pura itu merupakan salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Gianyar, Bali, terletak kurang lebih 40 km sebelah utara Kota Denpasar, atau sekitar 1 Jam perjalanan dari Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.

Pura Tirta Empul dibangun pada zaman pemerintahan Raja Masula Masuli yang diketahui dari bunyi lontar Usana Bali. Dalam Prasasti Sading disebutkan, Raja Masula Masuli bertahta di Bali mulai tahun Saka 1100 atau tahun 1178 M.

Tirta Empul juga merupakan salah satu tirta utama yang digunakan pada setiap upacara-upacara keagamaan Hindu di Bali. Pura ini terletak di pinggir jalan Tampaksiring-Bangli, suatu area yang tidak sulit untuk dijangkau. Di sebelah barat Pura Tirta Empul ini, Presiden RI Sukarno mendirikan sebuah Istana kepresidenan yang dinamakan Istana Presiden Tampaksiring.

Usai meninjau Pura ini, Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono akan berisitirahat di Istana Tampak Siring dan pada Sabtu (24/1) pagi akan mengikuti rapat Institute for Peace and Democracy yang dilangsungkan di gedung konferensi Istana Tampak Siring.

Rapat ini merupakan kelanjutan dari peresmian Institute for Peace and Democracy di Universitas Udayana Bali 10 Desember 2008 lalu. Lembaga perdamaian pertama di Asia ini dibangun dan dibuka di kampus Bukit Jimbaran berjarak tidak lebih dari enam kilometer dari Nusa Dua Bali.

Universitas Udayana (Unud) Bali ditunjuk Departemen Luar Negeri memelopori pembangunan lembaga pembelajaran demokrasi yang bernama Institute for Peace and Democracy (Institut Perdamaian dan Demokrasi). Lembaga tersebut diharapkan mampu memberikan penelitian perkembangan politik Indonesia hingga luar negeri dan wacana-wacana baru serta tukar pengalaman antarnegara yang bermanfaat bagi mahasiswa maupun umum.  (*)

Copyright © ANTARA 2009