Jakarta (ANTARA) - Persidangan terkait ekstradisi Meng Wanzhou, Chief Financial Officer Huawei, memasuki tahap akhir pada pekan ini di Mahkaham Agung British Columbia, Vancouver, Kanada, setelah melalui proses panjang hampir tiga tahun.

Meng yang juga putri dari pendiri Huawei, Ren Zhengfei, hadir di persidangan yang mengagendakan argumen-argumen penentu apakah kasus yang menjadi pembicaraan tingkat tinggi antara diplomat AS dan Tiongkok ini akan berujung pada kebebasan Meng atau ekstradisinya ke AS.

Dalam keterangannya, dikutip Kamis, Huawei Kanada menyatakan,"Manakala kasus kini memasuki tahap lanjut, Huawei tetap meyakini bahwa Meng tidak bersalah. Kami akan terus dan selalu mendukung upaya Meng untuk mendapatkan keadilan dan terbebas dari kasus ini."

Terjadi adu argumen antara pembelaan terhadap putri pendiri Huawei Ren Zhengfei itu dan dakwaan dari penuntut yang diwaliki oleh Departemen Kehakiman AS dimulai Rabu pagi waktu setempat (4/8).

Baca juga: Huawei investasi 100 juta dolar AS bagi ekosistem startup Asia Pasifik

Baca juga: Huawei segera rilis tablet perdana dengan HarmonyOS 2


Sidang lanjutan menghadirkan argumen dari pengacara Meng terkait dugaan "penyalahgunaan proses" yang melibatkan otoritas pemerintah Kanada dan AS untuk menggunakan kasus ekstradisi ini demi membidik eksekutif Huawei dengan penangkapan dan penahanan yang sarat dengan muatan politik.

Menurut Huawei Kanada, dakwaan AS terhadap Meng secara selektif mengesampingkan bukti-bukti penting dan menyesatkan pengadilan Kanada karena menggambarkan Meng terlibat penipuan dengan menyembunyikan informasi mengenai kendali Huawei atas Skycom terhadap HSBC.

Sebelumnya, pihak Meng mengajukan bukti baru berupa segepok dokumen yang diperoleh dari pengadilan Hong Kong. Dokumen lebih dari 300 halaman tersebut berupa komunikasi internal seperti email, notulensi pertemuan, serta laporan lain antareksekutif di manajemen HSBC terkait kasus ini.

Dokumen tersebut di satu sisi menegaskan bahwa manajemen bank sadar penuh hubungan antara Huawei dan Skycom, anak perusahaan yang beroperasi di Iran, dan dengan demikian melemahkan dakwaan AS terhadap Meng. Akan tetapi, dalam persidangan pada 9 Juli, Hakim Heather Holmes memutuskan untuk mengesampingkan dokumen tersebut dengan alasan bahwa dokumen tersebut meskipun “berharga untuk persidangan Meng” tidak secara tegas dan cukup kuat membuktikan bahwa dakwaan AS terhadap Meng “benar-benar salah".

AS ingin mengekstradisi Meng dterkait tuduhan penipuan dan konspirasi sehubungan dengan tuduhan dia berbohong kepada seorang eksekutif HSBC di Hong Kong pada tahun 2013 tentang kendali Huawei atas Skycom yang dituduh melanggar sanksi ekonomi AS terhadap Iran.

Namun, pernyataan yang dibuat oleh otoritas AS dan Kanada, termasuk Presiden AS saat itu Donald Trump mengenai Huawei dan Meng menyiratkan bahwa kasus tersebut sangat dipolitisasi. Kasus Meng tampaknya digunakan sebagai pion dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Tim pembela Meng mengisyaratkan bahwa dalam sidang ke depan mereka akan meminta persidangan “pemulihan” atas dugaan penyalahgunaan proses oleh Kanada dan Amerika Serikat tersebut. Pemulihan berarti pengacara akan meminta sidang tidak melanjutkan kasus ekstradisi dan membebaskan Meng atas dasar penyalahgunaan proses.

Meng ditangkap di bandara Vancouver pada 1 Desember 2018, setelah tiba dengan penerbangan dari Hong Kong, di mana dia dijadwalkan untuk menghadiri sebuah konferensi di negara di Amerika Selatan. Semenjak ditangkap Meng berada dalam tahanan rumah hingga sekarang.

Pengacara Meng berpendapat bahwa otoritas pemerintah Kanada dan petugas Badan Layanan Perbatasan Kanada melanggar hak konstitusionalnya pada saat penangkapannya dengan menanyainya tanpa pengacara dan menjalankan penyelidikan kriminal rahasia atas perintah FBI AS.

Huawei Kadana menyebut hak Meng dilanggar ketika dia ditahan selama tiga jam oleh petugas Badan Layanan Perbatasan Kanada sebelum diberitahu tentang penangkapannya dan haknya untuk didampingi pengacara. Huawei terus memiliki keyakinan besar bahwa Meng tidak bersalah mengingat berbagai kejanggalan seputar penangkapan Meng.

Sementara itu, Mahkamah Agung Kanada berpendapat bahwa tidak ada bukti konspirasi antara otoritas Kanada dan AS dalam proses ekstradisi Meng.

Setelah persidangan “pemulihan”, sidang akan memutuskan kasus ekstradisi berdasarkan dengan bukti yang diterima oleh persidangan. Meskipun Hakim Holmes belum mengumumkan tanggal putusan, rangkaian persidangan dijadwalkan akan kelar sebelum 20 Agustus.

Baca juga: Kasus ekstradisi terhadap CFO Huawei Meng Wanzhou masuki babak baru

Baca juga: Kasus Huawei, petugas perbatasan Kanada akui kesaksian "tak lengkap"

Baca juga: Kanada minta pengadilan abaikan pernyataan ahli dalam kasus CFO Huawei

Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021