Sementara untuk calon konsumen, diharapkan bisa membeli properti pada tahun ini, karena harganya cukup murah,
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pembangunan sejumlah infrastruktur seperti jalan tol, hingga bandara di Jawa Timur, dinilai mampu memberikan dampak untuk mendorong penjualan rumah di wilayah tersebut.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengembang Perumahan, dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur, Makhrus Soleh di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis mengatakan, skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) juga menyasar wilayah yang tengah didorong pembangunan infrastrukturnya.

"Iya ada peningkatan. Untuk FLPP, di daerah-daerah seperti Banyuwangi, Jember, Probolinggo, Tulungagung, itu bagus," kata Makhrus.

Sebagai informasi, di wilayah Jawa Timur, saat ini tengah dilakukan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol Probolinggo-Banyuwangi, dan pembangunan bandara di Kediri. Pembangunan infrastruktur tersebut, juga diharapkan mendorong perputaran ekonomi kawasan.

Mahkrus menambahkan, sementara untuk daerah di kota besar seperti Malang, Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya, pangsa pasar menengah nonsubsidi di bawah Rp500 juta, juga memiliki potensi menjanjikan, seiring dengan pembangunan infrastruktur.

"Untuk menengah, seperti Sidoarjo, Gresik, Malang, sudah mulai menggeliat. Itu masih sama dengan 2020. Sementara yang atas, baru sedikit ada kenaikan," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam upaya untuk meningkatkan penjualan rumah, terutama di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), para agen properti diharapkan tidak menaikkan harga terlalu tinggi.

Bahkan, lanjutnya, diharapkan para agen properti bisa memberikan potongan harga kepada para calon konsumen. Adanya potongan harga tersebut, diakui Makhrus juga mampu sedikit meningkatkan penjualan di masa PPKM.

"Properti hampir enam tahun ini lesu, teman-teman, tidak perlu terlalu (tinggi) menaikkan harga. Sementara untuk calon konsumen, diharapkan bisa membeli properti pada tahun ini, karena harganya cukup murah," ujarnya.

Selain itu, di masa PPKM yang merupakan upaya pemerintah untuk menekan laju penyebaran COVID-19 tersebut, para agen properti didorong untuk memberikan promosi potongan harga secara online.

Hal tersebut perlu dilakukan untuk menarik minat masyarakat untuk tertarik pada rumah-rumah yang dipromosikan tersebut. Setelah masa PPKM atau pembatasan mobilitas masyarakat berakhir, diharapkan kunjungan calon konsumen meningkat dan berseiring dengan penjualan.

"Bisa disiasati dengan banyak promo potongan harga, jadi iklan onlinenya tetap. Untuk kunjungan calon konsumen, nanti saat sudah longgar, sudah mulai ada," katanya.

Pemerintah pusat saat ini tengah menerapkan kebijakan PPKM sejak 3 Juli 2021 hingga saat ini, di Pulau Jawa, dan Bali sebagai upaya untuk menekan penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19.

Pada saat masa PPKM, mobilitas masyarakat dibatasi, termasuk perjalanan antar wilayah. Sejumlah penyekatan dilakukan untuk mengendalikan mobilitas masyarakat, yang bertujuan untuk meminimalisasi adanya transmisi virus Corona di daerah lain.

Penerapan PPKM tersebut, juga memberikan pengaruh terhadap penjualan sektor properti khususnya di wilayah Jawa Timur. Upaya untuk menekan mobilitas masyarakat tersebut, berpengaruh terhadap peninjauan langsung konsumen ke lokasi perumahan.

Tercatat, di Provinsi Jawa Timur, secara keseluruhan ada sebanyak 322.692 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 252.614 orang dilaporkan telah sembuh, 21.997 dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan.


Baca juga: Pengamat : Pasar properti tanah air membaik di kuartal II/2020

Baca juga: Rumah Bekas Akan Kuasai 70 Persen Pasar Jatim

Baca juga: India minati dua proyek infrastruktur Jatim

Baca juga: Malang-Blitar tersambung jalur lintas selatan pada 2022


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021