Karena harus diingat kebijakan pertahanan itu, erat kaitannya dengan arah kebijakan luar negeri
Jakarta (ANTARA) - Analis pertahanan dan militer Connie Rahakundini Bakrie mempertanyakan bebasnya latihan bersama pasukan asing di wilayah Indonesia, di saat kebijakan politik Indonesia masih negara nonblok.

"Karena harus diingat kebijakan pertahanan itu, erat kaitannya dengan arah kebijakan luar negeri," kata Connie dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan Connie menanggapi latihan bersama tentara Indonesia dan Amerika Serikat dalam “Garuda Shield 15/2021” yang digelar dari tanggal 1-14 Agustus 2021, di Pusat Latihan Tempur Baturaja, Sumatera Selatan, Amborawang Kalimantan Timur dan Makalisung Sulawesi Utara.

Connie menegaskan hingga saat ini Indonesia masih negara nonblok. Sehingga, usai latihan Garuda Shield 15/2021 dengan negara coalition of the willing yaitu AS atau aliansi-nya, maka Indonesia juga harus segera membuat Garuda Dragon Shield dengan China atau Garuda Bear Shield dengan Rusia sebagai perwakilan negara-negara non-coalition of the willing.

"Jadi harus segera Kasad bikin Garuda Bear dan Dragon shield. Ini sangat penting," ujarnya.

Connie menyatakan Panglima TNI atau Kepala Staf tiga mantra (AD, AL, dan AU) bisa lulusan dari mana saja saat sekolah, baik itu Inggris, Prancis atau Amerika Serikat.

Namun demikian tidak berarti bisa membawa latihan (exercises) bersama pasukan asing bekas negara bersekolah-nya ke berbagai wilayah kedaulatan Indonesia dengan bebas.

Connie juga mempertanyakan lokasi gelaran latihan bersama dengan negara asing yang tidak menetap satu lokasi saja. Menurut dia, jika latihan di negara asing, maka tempat latihannya atau tempat kunjungannya hanya di wilayah atau daerah itu-itu saja. Latihan atau kunjungan tidak boleh berpindah pindah alias khusus.

"Karena yang latihan atau kunjungan adalah pasukan militer yang punya segala keahlian dan kecanggihan militer. Sementara di Indonesia, ini datang pasukan besar tersebar ke tiga lokasi sekaligus, alasannya apa dan kenapa," kata Connie mempertanyakan.

Connie membeberkan dalam Garuda Shield 15/2021, tentara dengan seragam US Army itu tidak hanya akan terlihat di Kalimantan Timur, tapi menurutnya juga akan bergerak di Sulawesi Utara dan Lampung. Di Sulawesi Utara, US Army beredar sekitar Makalisung Kombi, Kabupaten Minahasa, sedangkan di Lampung akan beroperasi di Baturaja.

Baca juga: RI, AS perkuat kemitraan melalui latihan militer Garuda Shield 2021

Baca juga: Pengamat: Latihan gabungan Garuda Shield bentuk diplomasi pertahanan


Connie menilai latihan bersama ini harus bersifat resiprokal sehingga TNI AD juga dapat melakukan latihan juga di medan yang tidak dimiliki RI seperti Nevada (gurun) dan Alaska (salju).

"Agar TNI AD punya pengalaman proper segala medan dan cuaca. Masa mereka bisa exercise ke beberapa wilayah kita, kita nggak bisa ke wilayah-wilayah mereka," ucap Connie menegaskan.

Connie juga mempertanyakan latihan bersama tentara Indonesia dan Amerika Serikat dalam skala besar “Garuda Shield 15/2021" mengapa tidak diumumkan dan dibuka oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Padahal latihan bersama selama 14 hari itu melibatkan ribuan prajurit, baik TNI maupun US Army.

"Saya agak bingung sebenarnya meski sah-sah saja Kasad atau Kastaf lain mau buat exercises apa pun, tapi sekali lagi kita harus berpegang pada nonblok position dan tidak bisa menetapkan daerah latih berubah-ubah dan tersebar tanpa alasan strategis," tutur Connie menambahkan.

Oleh karena itu Connie mempertanyakan apakah dengan China dan Rusia juga akan digelar excercises sebagai penyeimbang. Karena telah menggelar latihan bersama dengan Amerika Serikat. Apakah latihan bersama dengan China atau Rusia, misalnya, akan dilakukan di NTT, Maluku dan Papua.

Connie menegaskan, koordinasi dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sangat penting ketika satu dari tiga matra akan menggelar latihan bersama negara asing. Karena dampak politis-nya jika tidak dilakukan maka Indonesia bisa dicap sebagai negara yang seolah-olah mempersiapkan aliansi dengan negara tertentu tersebut.

Baca juga: Menlu China buka simposium ASEAN saat persiapan latgab Indonesia-AS

Baca juga: Kasad minta ada interaksi langsung latihan bersama SFAB militer AS


Diketahui latihan bersama Garuda Shield ke-15 Tahun 2021 yang digelar di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD di Martapura, Batu Raja, Sumatera Selatan, telah dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Commanding General USARPAC General Charles A Flynn, Rabu (4/8).

Latihan terbesar sepanjang sejarah kerja sama militer Indonesia dan Amerika Serikat ini diselenggarakan mulai 1-14 Agustus 2021 di tiga tempat berbeda, yaitu Puslatpur Kodiklatad di Baturaja, Daerah Latihan Amborawang di Balikpapan, dan Makalisung di Manado.

Adapun materi latihan meliputi staff exercise, field training exercise (FTX), live fire exercise (LFX), aviation, dan medical exercise (medex). Selain itu, dua program latihan yang akan digabungkan, yakni joint combined exchange training (JCET) dan Garuda Airborne. Ada pun latihan ini melibatkan 2.161 prajurit TNI AD dan 1.547 personel US Army.

Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021