Kondisi angin kencang yang saat ini melanda NTT perlu diwaspadai karena memicu gelombang tinggi di wilayah perairan sehingga membahayakan kapal penumpang maupun kapal nelayan
Kupang (ANTARA) - Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Agung Sudiono Abadi mengimbau masyarakat di  Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai cuaca ekstrem berupa angin kencang yang melanda wilayah provinsi berbasiskan kepulauan itu.

"Yang perlu diwaspadai warga NTT saat ini adalah angin kencang saat siang menjelang sore dan sore menjelang malam," katanya di Kupang, Sabtu.

Pihaknya mencatat kecepatan angin yang melanda wilayah NTT pada Jumat (6/8) tertinggi mencapai hingga 23 knot. Sementara hingga pukul 15.30 WITA Sabtu (7/8), kecepatan angin tercatat 15 knot.

Kondisi angin kencang yang saat ini melanda NTT, kata dia perlu diwaspadai karena memicu gelombang tinggi di wilayah perairan sehingga membahayakan kapal penumpang maupun kapal nelayan.

Selain itu, angin kencang juga dapat memicu meluasnya kebakaran hutan dan lahan serta mengakibatkan tumbangnya pohon, papan reklame, baliho, dan lainnya.

Ia  mengatakan kondisi angin kencang saat ini bukan berarti akan terjadi badai Seroja seperti informasi yang beredar di masyarakat.

Berdasarkan hasil pantauan, kata dia belum ditemukan adanya bibit siklon yang memicu terjadinya badai di wilayah NTT.

Oleh karena itu ia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak panik serta jangan mudah mempercayai informasi terkait cuaca atau badai dari sumber yang tidak dipertanggungjawabkan.

"Masyarakat silahkan mengakses informasi terkait cuaca melalui kanal yang kami sediakan ataupun ke kantor BMKG terdekat," demikian Agung Sudiono Abadi.

Baca juga: 2 kapal pengangkut semen-minyak karam di perairan Sabu Raijua

Baca juga: Lima rumah warga di Timor Tengah Utara rusak diterjang angin kencang

Baca juga: Pemancar Radio Kabupaten Kupang tumbang akibat angin kencang

Baca juga: Fasilitas wisata Waijarang Lembata rusak akibat angin kencang

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021