Jakarta (ANTARA News) - China menyatakan  akan meluncurkan sebuah laboratorium luar angkasa berawak dalam  jangka sepuluh tahun ke depan. Langkah tersebut diyakini akan menjadikan negara itu semakin  memperkecil jarak dengan AS dan Rusia sebagai negara adidaya yang bisa menjangkau bulan.

Kantor berita Xinhua mengutip seorang pejabat bidang antariksa yang mengatakan  laboratorium angkasa akan diluncurkan sebelum tahun 2016 untuk uji coba teknik dan peralatan. Belum jelas jika laboratorium itu akan diawaki untuk jangka panjang.

Program stasiun luar angkasa China akan menggunakan teknologi yang sudah tersedia, misalnya wahana  luar angkasa Shenzhou dan pelontar roket Long March 2F. Xinhua  tak memberikan rincian mengenai  ukuran laboratorium itu.

Laboratorium angkasa berawak akan "memperkenalkan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan inovasi negara kami, meningkatkan keseluruhan kekuatan nasional dan membuat kontribusi penting untuk meningkatkan gengsi nasional," tutur sumber Xinhua yang tidak disebut namanya itu.

Prakarsa itu tampaknya belum bisa menyangi ukuran stasiun luar angkasa internasional yang dioperasikan bersama oleh Rusia, AS, dan negara lain. Tapi, laboratorium China merupakan pertanda terbaru tentang pertumbuhan kemampuan teknologi luar angkasa negara tersebut.

China meluncurkan pengorbit bulan yang kedua pada bulan ini. Negara itu juga telah berhasil  mengirimkan astronot untuk berjalan di luar angkasa padatahun 2008. Sebelumnya hanya AS dan Rusia yang mampu melakukan hal itu.

China merencanakan pendaratan tanpa awak di bulan dan akan mengoperasikan kendaraan  penjelajah bulan di tahun 2012.  Negara itu juga menargetkan akan melakukan  pengambilan contoh batu dan tanah di bulan sekitar tahun 2017. Para ilmuwan negara itu  telah memperbincangkan mengenai kemungkinan pengiriman manusia ke bulan setelah tahun 2020.

China berlomba dengan  Jepang dan India  di bidang luar angkasa, tetapi rencana itu menghadapi pengawasan  internasional. Beijing telah menyatakan bahwa eksplorasi luar angkasanya bertujuan untuk kedamaian.

Kekhawatiran  akan perlombaan persenjataan luar angkasa antara AS dengan negara lain meningkat setelah China berhasil dengan ujicoba menghancurkan satelit cuacanya yang sudah usang dengan Rudal dari darat pada  Januari 2007.
(yud/A038/BRT)

Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010