Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Gondo Radityo Gambiro yang sedang mengunjungi para pengungsi korban letusan Gunung Merapi di Desa Kepuhharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Rabu sore, segera ikut mencari lokasi yang aman menyusul aktivitas gunung tersebut meningkat lagi.

"Saya masih berada di lokasi pengungsian di Desa Kepuhharjo ketika ada perintah agar para pengungsi di desa tersebut segera pindah ke lokasi yang lebih aman pada radius yang lebih jauh dari puncak Gunung Merapi," kata Gondo Radityo Gambiro melalui telepon selulernya, Rabu petang.

Radityo Gambiro menjelaskan, pada Rabu sejak siang hingga sore, terjadi peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan yakni tejadi guguran lava sebanyak 140 kali, semburan awan panas sebanyak 38 kali dengan tinggi kepulannya mencapai 1.200 meter.

Apalagi, kata dia, pada sekitar pukul 15.00 WIB turun hujan sehingga guguran lava mengalir lebih cepat ke arah yang lebih rendah.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi DI Yogykarta sebelumnya menetapkan lokasi aman untuk pengungsian hingga 10 kilometer dari puncak Gunung Merapi tapi hari ini pengsungsi yang berada di radius tersebut dipindahkan lagi ke radius yang lebih jauh dari untuk mencari lokasi yang aman.

Saat Raditto Gambiri berada di lokasi pengungsian di Desa Kepuhharjo, menurut dia, petugas penanggulangan bencana sudah mengumumkan agar para pengungsi segera bersiap-siap untuk pindah lokasi ke lokasi yang lebih aman.

"Saya segera turun ke posko induk Pemerintah Kabupaten Sleman di Jalan Raya Kaliurang dan para pengsungsi juga segera dipindahkan," katanya.

Menurut Gambiro, dirinya bersama anggota Komisi VIII DPR RI sudah meninjau lokasi pengusi korban letusan Gunung Merapi pada Senin (1/11) hingga Selasa (2/11), tapi ia kembali lagi ke Yogyakarta pada Rabu ini untuk melanjutkan tugas dari Fraksi Partai Demokrat DPR RI untuk memberikan bantuan kepada korban letusan Gunung Merapi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, luncuran awan panas Gunung Merapi pada Rabu siang hingga sore mencatat rekor terlama yakni selama hampir tiga jam, sejak gunung itu mengalami erupsi pada Selasa (26/10).

Seismograf di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta hingga pukul 15.00 masih mendata munculnya awan panas yang meluncur ke arah selatan gunung. (R024/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010