Semuanya kami bangun sendiri sejak awal mulai dari eksplorasi sampai tahapan produksi. Ini dimungkinkan karena kami memiliki SDM yang berkualitas baik geologis maupun metalurgis
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pertambangan emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) terus mengembangkan sejumlah aset di tiga lokasi pertambangan yang berproduksi yakni tambang Penjom di Malaysia, Bakan di Sulawesi Utara dan Seruyung di Maluku Utara.

Penegasan tersebut disampaikan Presiden Direktur PSAB Edi Permadi saat menjadi salah satu pembicara di acara Indonesia’s Explores- Developer Collegium (IEDC) yang dilaksanakan Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI).

"Semuanya kami bangun sendiri sejak awal mulai dari eksplorasi sampai tahapan produksi. Ini dimungkinkan karena kami memiliki SDM yang berkualitas baik geologis maupun metalurgis," ujar Edi dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa.

Sebagaimana diketahui, PSAB memiliki tiga tambang yang sedang berproduksi yakni Tambang Penjom (Malaysia), Tambang Bakan (Sulut) yang dikelola PT J Resources Bolaang Mongondow (PT JRBM). Ketiga, Tambang Seruyung (Maluku Utara) yang dikelola PT Sago Prima Pratama (PT SPP). Dari ketiga tambang tersebut, perseroan berhasil membukukan produksi sebesar 170 koz atau kilo ounce emas per tahun.

“Semuanya kami bangun sendiri sejak awal mulai dari eksplorasi sampai tahapan produksi. Ini dimungkinkan karena kami memiliki SDM yang berkualitas baik geologis maupun metalurgis,” tandas Edi.

Selain tiga tambang yang berproduksi tersebut, ada juga beberapa aset yang sedang dalam tahap pengembangan dan tahap eksplorasi, yaitu Tambang Doup di Sulawesi Utara, yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi. Tambang Doup dikelola PT Arafura Surya Alam (PT ASA).

“Ini merupakan salah satu aset kami yang sedang dalam dalam tahap konstruksi. Karena pandemi covid, rencana produksi mundur dan ditargetkan pada awal tahun 2022 sudah siap produksi,” lanjut Edi.

Kemudian ada juga aset yang dikelola PT Gorontalo Sejahtera Mining (PT GSM) yang merupakan pemegang Kontrak Karya (KK). PT GSM mengelola tiga blok yakni Blok Pani, Blok Bulangitan dan Blok Bulagidun. Untuk Blok Pani menurut Edi, juga dalam pengembangan. “Untuk Blok Pani saat ini sedang dilakukan revisi studi kelayakan (FS),” lanjut Edi.

Sementara Blok Bolangitan dan Bulagidun masih dalam tahap eksplorasi. Khusus Bulagidun, pemerintah daerah baru saja mendapat persetujuan perubahan status kawasan hutan dari hutan lindung menjadi hutan produksi. Untuk Bulagidun, Edi menyebutkan bahwa di blok ini ada potensi tembaga. “Ini akan menjadi fase baru bagi J Resources sebagai produsen tembaga,” tandasnya.

Sampai 20 Juni 2020, total cadangan emas perusahaan mencapai 4,6 juta ounces sementara sumber daya mencapai 9,2 juta ounces. Jumlah ini diyakini masih akan bertambah seiring dengan masifnya kegiatan eksplorasi yang dilakukan di beberapa tambang.

Edi kemudian menjelaskan bahwa dirinya sangat optimis dengan dua aset yang dimiliki perusahaan yakni Blok Bakan dan Blok Doup. “Kedua blok ini merupakan selektif aset. Di Bakan kami masih optimis dengan greenfield eksplorasi. Meski sekarang sedang beroperasi namun kegiatan eksplorasi tetap dilakukan,” terang Edi.

Untuk Blok Bakan, dari kegiatan eksplorasi ditargetkan ada tambahan 1.000-1.750 Koz Au dengan kadar 0,3-1,3 g/ton Au. Saat ini dari luas wilayah konsesi sebesar 58.150 ha yang sudah dikelola baru 559 ha.

Sementara tambang Doup menurut Edi akan menjadi salah satu tambang besar milik PSAB. Saat ini yang akan dieksploitasi baru 200 hektar dari luas keseluruhan area 4.000 hektar. Dari kegiatan eksplorasi yang masih akan dilakukan ditargetkan bakal ada penambahan 100 sampai 450 koz Au dengan kadar 0,8-1,0 g/ton.

Edi mengaku prospek pengembangan seluruh aset ini semakin prospektif seiring dengan tren kenaikan harga emas. “Kenaikan harga emas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ini turut membantu perusahaan mencatatkan kinerja positif dan dapat mengoptimalkan aset-aset perusahaan,” tandas Edi.

Ia juga menyebutkan tantangan bagi perusahaan dalam kegiatan operasi. Mulai dari kegiatan eksplorasi sampai pada operasi produksi. Salah satu terkait dengan masyarakat setempat.

“Kami percaya bahwa kesulitan dan kompleksitas untuk mendapat operasi tambang diantaranya dari masyarakat lokal. Oleh karenanya salah satu kuncinya adalah local sensitive untuk mengerti tentang situasi masyarakat lokal,” terang Edi.

Dalam membangun konektivitas dengan masyarakat salah satunya lewat kegiatan CSR atau di industri pertambangan dikenal PPM. “J Resources juga melaksanakan kegiatan CSR di lingkup masyarakat lingkar tambang di beberapa bidang yakni pendidikan, sosial ekonomi, infrastruktur dan kesehatan,” pungkas Edi.

Budi Santoso, Ketua Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) yang juga geologis di PSAB menegaskan bahwa bagi PSAB, eksplorasi merupakan bisnis inti perusahaan. “Kegiatan eksplorasi itu penting untuk mendapatkan data cadangan dan sumber daya yang dari sana akan disusun mine planning. Namun demikian kegiatan eksplorasi tetap dilakukan tidak hanya di awal tetapi juga untuk mendapatkan cadangan baru setelah sebagian dieksploitasi,” terang Budi.

Baca juga: J Resources siap lunasi Obligasi Tahap 5 Seri A senilai Rp335 miliar
Baca juga: Anak usaha J Resources raih penghargaan tertinggi dari Ditjen Minerba
Baca juga: J Resources dapat penghargaan penyerap produk dalam negeri terbaik

 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021