Pandemi COVID-19 merupakan ujian seberapa kokoh daya tahan sistem ekonomi, sistem pelayanan publik, solidaritas sosial, hingga psikologi individual.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menyatakan para aktor perempuan sebagai agen perdamaian dalam program Desa Damai, yang diinisiasi Wahid Foundation dan UN Women sejak 2017 lalu.

"Yang dikedepankan terutama adalah para aktor perempuan untuk memperkuat daya tahan, terutama di tengah pandemi saat ini," kata Yenny dalam webinar melalui Forum Nusantara, gerakan nasional untuk Indonesia, damai, adil, dan setara di Jakarta, Selasa.

Sejak 2017, kata dia, Wahid Foundation dan UN Women telah membangun ikhtiar bersama menginisiasi pembangunan desa damai dengan tujuan untuk membangun resilience serta memperkuat daya tahan dari berbagai faktor pemicu kekerasan dan keretakan sosial.

Baca juga: Peneliti: Masyarakat didorong dapatkan informasi tentang keragaman

"Kohesi sosial dan solidaritas antara sesama saat ini menjadi modal yang paling dibutuhkan," ujarnya.

Menurut Yenny, desa damai telah berkembang di empat provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Awalnya sebanyak sembilan desa yang telah mendeklarasikan diri. Namun, hingga tahun 2021, program itu telah dideklarasikan di 14 desa/kelurahan.

Yenny menyatakan pandemi COVID-19 merupakan ujian seberapa kokoh daya tahan sistem ekonomi, sistem pelayanan publik, solidaritas sosial, hingga psikologi individual.

"Saat pandemi, kami bersama aktor perdamaian dari desa damai mengambil peran untuk membawa manfaat masyarakat," kata Yenny.

Sejumlah program dan kegiatan di antaranya pendidikan hingga pelaksanaan vaksinasi yang telah menjangkau ribuan orang. Distribusi makanan sehat untuk warga hingga pelayanan bagi warga yang melakukan isolasi mandiri karena terpapar COVID-19.

"Itulah semangat yang diperlihatkan aktor perdamaian dari desa," ujar Yenny.

Inisiatif dibentuknya desa damai bertujuan untuk mengatasi ancaman radikalisme dengan memberdayakan masyarakat, satu desa pada satu waktu melalui penguatan kohesi sosial, ketahanan masyarakat, serta meningkatkan kesetaraan sosial dan penghormatan pada keberagaman.

Melalui inisiatif itu, terbentuklah beberapa kelompok perempuan yang bersedia mengambil peran sebagai agen perdamaian.

Baca juga: Yenny Wahid: Lima solusi masalah kebangsaan di era digital

Di samping komponen pemberdayaan ekonomi, para perempuan agen perdamaian ini menerima pelatihan berkala tentang penyelesaian konflik dan cara mencegah, mendeteksi, dan menyikapi tanda-tanda awal kekerasan secara lokal.

Ia mengatakan bahwa Desa Damai dengan sengaja menempatkan perempuan sebagai aktor utama dalam membangun perdamaian di lingkungan keluarga, masyarakat, dan pemerintahan lokal.

Dikatakan pula bahwa perempuan dilibatkan untuk menumbuhkan kemampuan mereka sehingga menjadi mandiri secara ekonomi, berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan bersama, dan mengembangkan dengan kreatif narasi-narasi perdamaian.

Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021