Jakarta (ANTARA) - Peraih dua medali emas Olimpiade Tokyo 2020 asal Italia Lamont Marcell Jacobs membantah kabar yang menyebutkan bahwa dia menggunakan doping.

Pelari berusia 26 tahun itu justru bersikeras prestasi yang ia raih di ajang Olimpiade tersebut merupakan buah dari kegigihan dan kerja kerasnya selama ini.

Jacobs merupakan orang Italia pertama yang memenangi medali emas Olimpiade nomor lari 100 meter putra, dengan catatan waktu 9,80 detik di Olympic Stadium, Tokyo pada Minggu (1/8) lalu. Selain itu, ia juga menyabet medali emas dalam nomor estafet 4x100 meter putra.

Sayangnya, atas prestasinya tersebut, Jacobs malah dicurigai menggunakan doping.

Baca juga: Marcell Jacobs rebut emas lari 100m putra Olimpiade Tokyo
Baca juga: Eliud Kipchoge bawa pulang emas maraton putra Olimpiade ke Kenya


Presiden Komite Olimpiade Italia sekaligus legenda atletik Giovanni Malago membantah keras kabar tersebut dan menyebutnya sebagai “kabar yang tidak menyenangkan.”

Akan tetapi, Jacobs dengan santai menanggapi kabar miring tersebut.

“Kabar kontroversial itu sama sekali tidak mempengaruhi saya,” kata Jacobs dikutip dari Reuters, Selasa.

“Saya tahu bahwa saya bisa sampai di sini karena kerja keras. Saya telah melalui banyak kekecewaan dan kekalahan, tetapi saya selalu bangkit dan terus berjalan ke depan.

"Kalau saya sudah sampai di titik ini (meraih medali emas), ini benar-benar hasil dari kerja keras. Mereka (media) boleh menulis apa saja yang mereka mau,” ujarnya.

Baca juga: Indonesia salah satu negara pemberi bonus terbanyak ke peraih medali
Baca juga: Kirab obor Paralimpiade Tokyo tidak memungkinkan digelar di jalan umum


Sementara itu, Jacobs mengaku sudah berpisah lama dengan mantan ahli gizinya, Giacomo Spazzini, setelah mendengar bahwa ia diduga sedang diselidiki terkait temuan zat peningkat performa.

"Ini adalah sesuatu yang sejujurnya, saya tidak terlibat, karena sejak pertama kali kami mendengar tentang kasus tersebut, kami langsung berhenti bekerja dengannya (Giacomo Spazzini),” ungkap Jacobs.

"Tapi kami tidak khawatir, sebenarnya orang itu terlibat dalam situasi yang bukan salahnya. Lagi pula, pada akhirnya dia tidak dianggap bersalah, jadi kami santai saja,” pungkas Jacobs.

Baca juga: 10 atlet yang menjadi "wajah" Olimpiade Tokyo
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020 dalam angka


Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021