Cabang olahraga andalan

Indonesia dikenal sebagai negara yang unggul dalam cabang olahraga angkat besi dan bulu tangkis. Pada Olimpiade Tokyo lima medali berasal dari dua cabang ini.

Pun demikian dengan Paralimpiade Tokyo yang diharapkan atlet dari para badminton dan para powerlifting bisa turut mendulang medali seperti atlet  Olimpiade Tokyo.

Dari cabang olahraga para badminton, Indonesia memiliki deretan atlet potensial seperti Leani Ratri Oktila.

Leani dijadwalkan turun pada tiga nomor yakni tunggal putri SL4, ganda putri SL3-SU5 berpasangan dengan Khalimatus Sadiyah Sukohandoko, dan nomor ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto.

Leani memiliki prestasi membanggakan dengan koleksi medali pada berbagai ajang besar. Pada level ASEAN Para Games, perempuan 30 tahun itu mengantongi enam emas.

Tiga di antaranya diraih dalam ASEAN Para Games Singapura 2015 pada nomor tunggal putri SL4, ganda putri SL3/4/SU5 bersama Khalimatus Sadiyah Sukohandoko, dan ganda campuran SL3/4/SU5 bersama Fredy Setiawan.

Sementara ASEAN Para Games Kuala Lumpur, Malaysia, 2017, Leani sukses mempertahankan torehan sebelumnya. Namun pada saat meraih emas  ganda campuran, dia berpasangan dengan Hary Susanto.

Prestasi Leani juga mentereng pada Asian Para Games dengan total mengoleksi tiga emas, dua perak, dan satu perunggu.

Baca juga: NPC Indonesia berangkatkan 23 atlet Paralimpiade Tokyo

Tiga emas masing-masing diraihnya pada Asian Para Games Incheon 2014 pada nomor ganda campuran SL3/4 bersama Fredy Setiawan dan dua lainnya ketiga bergulir di Jakarta 2018 yakni untuk nomor ganda putri SL3–SU5 bersama Khalimatus Sadiyah Sukohandoko dan ganda campuran SL3–SU5 berduet dengan Hary Susanto.

Tak hanya level Asia, Leani juga disegani dalam kejuaraan dunia dengan koleksi tiga emas, dua perak, dan satu perunggu. Pada 2017 saat berlaga di Ulsan, Korea Selatan, dia meraih emas pertama kejuaraan dunia berpasangan dengan Hary Susanto dalam nomor ganda campuran SL3-SU5.

Kemudian prestasi tersebut berlanjut dan bahkan meningkat dalam Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, Swiss, dengan membawa pulang dua emas nomor tunggal putri SL4 dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto.

Dengan segudang prestasi, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pun menobatkan Leani sebagai atlet para bulu tangkis terbaik dunia dua kali secara beruntun yakni pada 2018 dan 2019.

Selain itu, Indonesia juga memiliki atlet para powerlifting Ni Nengah Widiasih yang menjadi penyelamat Indonesia saat di Rio de Janeiro.

Empat tahun lalu dalam Paralimpiade Rio de Janeiro 2016, Widiasih menjadi wakil Indonesia satu-satunya yang menyumbangkan medali setelah meraih perunggu nomor 41kg putri. Kala itu, dia menorehkan angkatan 95kg. Sementara emas diraih wakil Turki Nazmiye Muratlı dengan 104kg dan perak diraih Zhe Chui asal China dengan 102kg.

Selama tahun ini, dia mengikuti sejumlah kejuaraan dengan hasil menggembirakan. Ini menjadi modal penting bagi perempuan asal Bali tersebut pada Paralimpiade Tokyo nanti.

Misalnya, ketika turun pada Kejuaraan Dunia Para Powerlifting di Bangkok, Thailand, Mei lalu. Widiasih meraih emas nomor 41kg putri dengan mencatatkan angkatan 96kg dalam percobaan angkatan ketiganya.

Baca juga: Lebih dekat dengan Paralimpiade Tokyo 2020

Kemudian sekitar satu bulan setelahnya, Widiasih turun dalam Kejuaraan Dunia Para Powerlifting di Dubai. Dia menempati posisi ketiga nomor 49kg putri angkatan terbaik 97kg.

Selain para badminton dan para powerlifting, Indonesia juga diharapkan meraih medali dari para tenis meja dan para atletik serta lainnya.

Pada cabang olahraga tenis meja, Indonesia memiliki David Jacobs yang pernah meraih perunggu saat tampil pada Paralimpiade London 2012 dalam nomor perorangan kelas 10.

berikutnya, terbanyak sepanjang masa

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021