Jakarta (ANTARA) - Keamanan dan stabilitas lautan di dalam negeri dan kawasan merupakan salah satu faktor penting yang mendukung pembangunan ekonomi berbasis kelautan (blue economy), kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono.

Oleh karena itu, TNI AL akan terus melaksanakan operasi keamanan laut baik secara sendiri maupun bersama-sama Angkatan Laut negara-negara di kawasan Asia Tenggara, kata dia, saat menghadiri pertemuan Pertemuan Pimpinan Angkatan Laut ASEAN (ANCM) ke-15 secara virtual di Wisma Elang Laut, Jakarta, Rabu.

Pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu tantangan bagi negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN). Terkait itu, konsep “blue economy” menjadi salah satu cara membangun perekonomian yang berkelanjutan dengan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya maritim di dalam negeri dan kawasan, kata dia, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya.

Baca juga: TNI AL mempererat hubungan kerja sama dengan Angkatan Laut India

Terkait itu, dia menegaskan TNI AL konsisten menggelar operasi keamanan laut untuk memelihara stabilitas di perairan Indonesia yang jadi faktor pendukung utama terwujudnya ekonomi berbasis kelautan di Tanah Air. Dari semua anggota ASEAN, Indonesia memiliki wilayah perairan kedaulatan dan zona ekonomi eksklusif paling luas.

"Operasi keamanan laut TNI AL tidak hanya berhadapan pada masalah keamanan, tetapi juga berbagai problem lain, misalnya insiden tumpahan minyak dan kecelakaan di laut, terang Kepala Staf TNI AL saat pertemuan ANCM ke-15.

“TNI Angkatan Laut berperan penting dalam memberi rasa aman pada kehidupan manusia di laut dan melindungi ekosistem dari kerusakan lingkungan dan polusi,” kata Margono.

Baca juga: Kasal: Semangat ASEAN prinsip dasar kerja sama Indo Pasifik

“Jika kita bisa mengatur lautan secara berkelanjutan dan layak, maka kita akan menjadi bangsa maritim yang sejahtera di masa mendatang. Tugas kita untuk melindungi, memperbaiki, dan menjaga keberlanjutan keanekaragaman alam lautan untuk generasi mendatang,” kata dia.

Ekonomi berbasis kelautan merupakan topik sentral pada pertemuan ANCM ke-15, yang pada tahun ini dipimpin Tentara Laut Diraja Brunei Darussalam selaku tuan rumah. Tema besar ANCM ke-15 adalah “Blue Economy: We Care, We Prepare, We Prosper”.

Kegiatan itu diikuti  pimpinan angkatan laut sembilan negara anggota ASEAN, Tentara Rakyat Laos, dan Sekretariat Tetap ANCM.

Baca juga: Langkah baru kerja sama TNI AL dan AL Inggris dimulai

Dalam pertemuan yang sama, Margono turut menyampaikan kesiapan sekaligus rencana Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan ANCM ke-16 pada 2022.

Sementara itu, para petinggi angkatan laut lanjut membahas berbagai isu terkait keamanan maritim di kawasan (Regional Maritime Security/MARSEC), pertukaran sudut pandang para pimpinan AL di ASEAN, dan hasil pertemuan kelompok kerja ASEAN Navy Training Experience Exchange Program (ANTEEP).

Baca juga: Penguasaan teknologi perkuat kemaritiman Indonesia

Para petinggi angkatan laut di Asia Tenggara juga membahas persiapan pelaksanaan acara lainnya, yaitu 4th International Maritime Security Symposium (IMSS) 2021, Western Pacific Naval Symposium (WPNS) 2022, dan ASEAN Multilateral Naval Exercise (AMNEX).

Dalam pertemuan itu Margono didampingi Asisten Intelijen Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Angkasa Dipua, dan Asisten Operasi Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Dadi Hartanto.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021