Masalah perdatanya hari ini sudah selesai dan objek ini dikuasai Pemkot Surabaya
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyelamatkan asetnya berupa tanah dan bangunan seluas 194,82 meter persegi yang dulunya digunakan untuk kantor kelurahan di Jalan Raya Kenjeran 254, di Kota Pahlawan Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

"Perjalanan kasusnya cukup panjang karena memang lokasi ini dulunya digunakan untuk kantor kelurahan. Kemudian, secara fisik dikuasai oleh Saudari berinisial S," kata Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Kota Surabaya Maria Theresia Ekawati Rahayu, di sela kegiatan eksekusi objek, di Jalan Kenjeran, Kamis.

Menurut dia, Tim Juru Sita Pengadilan Negeri (PN) Surabaya melakukan eksekusi tanah dan bangunan di Jalan Kenjeran 254, setelah putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde).

Eksekusi ini berdasarkan penetapan Ketua PN Surabaya tanggal 8 Juli 2021, Nomor 21/EKS/2019/PN SBY JO. Nomor 1089/PDT.G/2013/PN SBY JO. Nomor 60/PDT/2016/PT SBY JO. 501 K/2018.

Pelaksanaan eksekusi yang berlangsung lancar ini, juga dihadiri jajaran Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya beserta Polsek Tambaksari dan Koramil 0831/02 Tambaksari.

Perempuan yang akrab disapa Yayuk ini menjelaskan bahwa sengketa aset milik pemkot ini telah berlangsung sejak tahun 2007 silam. Setelah dilakukan upaya persuasif dan tidak membuahkan hasil, sehingga pemkot kemudian harus menempuh jalur hukum.

"Dalam hal ini untuk terkait dengan kepemilikan asetnya dilakukan melalui sengketa perdata. Pemkot Surabaya menang mulai dari tingkat pertama sampai tingkat kasasi," ujarnya.

Karena keputusan sudah berkekuatan hukum tetap, Yayuk menegaskan bahwa PN Surabaya kemudian melakukan eksekusi atas objek di Jalan Kenjeran Nomor 254 Surabaya.

"Seperti dalam berita acara yang sudah disampaikan bahwa objek ini dinyatakan sebagai aset milik Pemkot Surabaya," katanya.

Selain melalui sengketa perdata, Yayuk menyebut Pemkot Surabaya juga dibantu Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur dalam upaya pidananya. Sebab, objek yang ditaksir bernilai mencapai Rp2,5 miliar ini, sebelumnya telah dijual oleh Saudari S atau selaku penghuni aset milik pemkot tersebut.

"Sehingga untuk kasus pidananya ditangani oleh Kejati Jatim. Untuk putusannya juga dinyatakan bahwa Saudari S bersalah," katanya lagi.

Ia mengaku bersyukur, lantaran upaya penyelamatan aset ini akhirnya berhasil meski harus melalui proses yang panjang. Tentunya, kata dia, mulai hari ini pemkot berwenang untuk mengelola aset tersebut sesuai dengan ketentuan barang milik negara.

"Untuk masalah perdatanya hari ini sudah selesai dan objek ini dikuasai Pemkot Surabaya. Selanjutnya, pemkot berwenang untuk mengelola sesuai ketentuan barang milik negara," katanya pula.
Baca juga: Kejari serahkan aset brandgang bernilai Rp36 miliar ke Pemkot Surabaya
Baca juga: 60 persen aset Pemkot Surabaya telah disertifikatkan

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021