Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnakkeswan) Kabupaten Simeulue, Aceh, menyebutkan belasan ternak kerbau masyarakat di kepulauan di Samudra Hindia tersebut mati mendadak.

"Sampai saat ini yang terdata sudah 15 ekor ternak kerbau masyarakat mati mendadak," kata Kepala Disbunnakkeswan Kabupaten Simeulue Hasrat Abubakar di Simeulue, Jumat.

Hasrat Abubakar mengatakan ternak kerbau mati mendadak tersebut terjadi di Desa Lataling, Kecamatan Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue. Kerbau mati mendadak tersebut terjadi sepekan terakhir.

Baca juga: Ratusan ekor babi milik warga di Flores Timur mati mendadak

"Belasan kerbau mati tersebut karena penyakit ngorok atau epizootica. Kami sudah menurunkan tim ke lapangan untuk penanganan," kata Hasrat Abubakar.

Terkait bangkai hewan tersebut, Hasrat Abubakar mengimbau masyarakat tidak membuangnya sembarangan. Selain menimbulkan bau busuk, juga menimbulkan penyakit.

"Bangkai kerbau mati tersebut jangan dibuang sembarangan. Sebaiknya dikubur atau dibakar, sehingga tidak menimbulkan penyakit dan bau busuk," kata Hasrat Abubakar.

Kepala Desa Lataling Agusman mengatakan kematian mendadak tersebut sudah meresahkan peternak kerbau. Karena itu, masyarakat mendesak pemerintah daerah mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi.

"Kami minta pihak terkait turun tangan mengatasi masalah ini. Sebab, jika dibiarkan bisa menular ke semua hewan ternak yang ada di pulau ini," kata Agusman.

Baca juga: Ribuan ternak babi di TTS mati terserang virus ASF
Baca juga: 168 hewan ternak di Gunung Kidul mati, ini penyebabnya

 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021