Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mempersilakan pelaksanaan ekspor beras bila kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi.

"Kalau memang dihitung betul beras kita berlebih dan mampu kita ekspor ya ekspor saja," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam acara "Pelepasan Ekspor Merdeka Pertanian" yang dilakukan melalui "video conference" yang tersambung dengan 17 pintu pelabuhan "Merdeka Ekspor".

"Tadi juga disampaikan oleh Pak Menteri Pertanian sudah dimulai ekspor beras ke Saudi. Sekali lagi dikalkulasi dihitung bahwa benar-benar stok yang ada itu benar-benar cukup untuk kebutuhan dalam negeri dulu, artinya kebutuhan dalam negeri didahulukan kalau ada sisa silakan diekspor," ungkap Presiden.

Baca juga: Kemendag fasilitasi BUMN teken MoU ekspor beras ke Arab Saudi

Sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan salah satu produk ekspor yang dilepas adalah beras ke Arab Saudi. Masih ada juga ekspor daging ayam potong ke Jepang, Timor Leste, Qatar serta Uni Emirat Arab.

"Pasar dalam negeri dan luar negeri harus terus kita perkuat. Di dalam negeri harus kita ajak masyarakat untuk mencintai dan membeli hasil-hasil pertanian kita sendiri dan mengkonsumsi pangan yang sehat, produksi bangsa kita sendiri," tambah Presiden.

Sedangkan untuk pasar luar negeri juga digarap intensif dan terintegrasi, terpadu dan mulai masuk ke pasar-pasar negara non-tradisional.

"Ini kesempatan kita, momementum yang sangat baik saat pandemi ini sehingga potensi pasar makin meluas," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi meminta para gubernur, bupati dan wali kota untuk menggali potensi ekspor pertanian di daerah masing-masing.

Baca juga: Kementan sebut produksi beras berpotensi diekspor

"Segera garap komoditas-komoditas pertanian yang potensial untuk dikembangkan. Perkuat petani dengan akses permodalan, inovasi teknologi dan pendampingan," tambah Presiden.

Presiden Jokowi menyebut dirinya sudah banyak bicara dengan direktur-direktur utama perbankan agar pertanian mendapatkan perhatian khusus.

"Karena ini adalah kesempatan seperti yang disampaikan menteri pertanian mengenai Porang. Ada pasar yang besar yang bisa kita masuki tapi jangan ekspornya dalam bentuk mentahan, apalagi dalam bentuk umbi-umbian, paling tidak dalam bentuk tercacah atau syukur sudah dalam barang jadi," ungkap Presiden.

Presiden menegaskan bahwa target pemerintah adalah hilirisasi pertanian.

"Dan juga saya minta sambungkan dengan 'supply chain' nasional dan global, sehingga petani dan pelaku-pelaku usaha pertania bisa mudah mengkespor sehingga bisa berkembang menjadi sentra-sentra produksi pertanian yang berorientasi ekspor," jelas Presiden.

Ada 17 lokasi pelepasan ekspor produk pertanian yang dilakukan secara serentak yaitu di pelabuhan Tanjung Perak (Rp1,3 triliun), bandara Soekarno Hatta (Rp40,36 miliar), pelabuhan Laut Dwikora (Rp194,31 miliar), pelabuhan Pelindo 1 (Rp1 triliun), pelabuhan Belawan (Rp431,6 miliar), pelabuhan Tanjung Priok (Rp435,1 miliar) dan pelabuhan Tanjung Emas (Rp400,57 miliar),

Adapun 10 lokasi lain berada di Balikpapan, Bandar Lampung, Padang, Batam, Makassar, Banjarmasin, Palembang, Jambi, Tanjung Balai dan Manado dengan nilai total produk ekspor senilai Rp7,29 triliun.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021