Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga meminta masyarakat untuk menahan diri dari berpergian menyusul lonjakan kasus COVID-19 yang menembus rekor baru di Tokyo dan secara nasional, menambah tekanan pada sistem medis menjelang penyelenggaraan Paralimpiade.

Imbauan tersebut mengikuti rekomendasi pakar kesehatan untuk memperkuat keadaan darurat yang sekarang berlaku di ibu kota Jepang dan beberapa wilayah lainnya.

Beberapa hari setelah berakhirnya Olimpiade Tokyo, penyelenggara Paralimpiade memutuskan untuk mengadakan acara tersebut sebagian besar tanpa penonton untuk membatasi risiko penyebaran virus.

Suga mengatakan pemerintah akan berusaha untuk menahan pergerakan masyarakat di area komersial, dan dia mendesak warga untuk menghindari bepergian selama liburan Obon Jepang.

"Saya ingin meminta warga untuk menghindari kembali ke kota asal mereka atau bepergian, dan menahan diri untuk tidak keluar jika tidak perlu," kata Suga, dikutip dari Reuters, Sabtu.

Baca juga: Lebih dekat dengan Paralimpiade Tokyo 2020
Baca juga: IPC umumkan enam atlet bergabung ke tim pengungsi Paralimpiade Tokyo
Baca juga: Kirab obor Paralimpiade Tokyo tidak memungkinkan digelar di jalan umum


Jepang sedang mengalami gelombang kelima COVID-19, didorong oleh varian delta yang sangat menular.

Penyelenggara Paralimpiade Tokyo, yang akan dimulai pada 24 Agustus, Kamis, sepakat untuk membatasi penonton, mengikuti jejak Olimpiade, surat kabar Yomiuri melaporkan. Namun, panitia kepada Reuters mengatakan belum ada keputusan tentang penonton.

Pemerintah Tokyo melaporkan 5.773 kasus baru COVID-19, Jumat, jumlah tertinggi dengan 227 pasien di antaranya memiliki gejala serius. Sementara, kasus baru secara nasional melebihi 20.000 kasus untuk pertama kalinya, menurut NHK.

Tokyo sudah dalam keadaan darurat, yang keempat sejauh ini saat pandemi, meskipun beberapa ahli mengatakan kebijakan itu harus diperluas untuk mencakup seluruh negara.

Arena Paralimpiade di Shizuoka, Jepang, akan membatasi penonton di bawah 5.000 orang, menurut Yomiuri. Penyelenggara masih mempertimbangkan untuk mengundang anak-anak sekolah ke acara tersebut.

Para pejabat sebelumnya mengatakan mereka berencana untuk membuat keputusan tersebut setelah Olimpiade, yang berakhir pada 8 Agustus.

Paralimpiade Tokyo, yang di antaranya meliputi renang, tenis meja, anggar kursi roda dan bola basket, akan mempertemukan lebih dari 4.000 atlet.

Baca juga: Cincin Olimpiade di Tokyo dilepas, diganti dengan logo Paralimpiade
Baca juga: Menpora kukuhkan dan lepas kontingen Indonesia ke Paralimpiade Tokyo
Baca juga: Profil atlet Paralimpiade: Fadli Imammuddin yang inspiratif
Baca juga: Profil atlet Paralimpiade: Ratu parabadminton Leani Ratri Oktila

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021