Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali secara virtual, Sabtu memberikan motivasi kepada atlet Indonesia yang akan berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020, 24 Agustus sampai dengan 5 September 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Amali berharap semangat yang sebelumnya ditunjukkan atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo dapat memacu menginspirasi Syuci Indriani dan kawan-kawan di Paralimpiade Tokyo.

Sebagai dua ajang besar yang bergulir secara beriringan, Menpora Amali menyebut tak ada perbedaan antara atlet Olimpiade dan Paralimpiade.

"Semua memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi dalam dunia olahraga," kata Amali dalam acara Pengukuhan dan Pelepasan Kontingen Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo secara virtual.

"Saya berharap semangat yang ditunjukkan atlet di Olimpiade yang baru saja berlalu dapat menginspirasi dan menjadi pemacu semangat juang atlet di Paralimpiade Tokyo," kata Amali menambahkan.

Baca juga: Menpora kukuhkan dan lepas kontingen Indonesia ke Paralimpiade Tokyo
Baca juga: Indonesia kirim atlet terbanyak sepanjang sejarah di Paralimpiade


Atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo sebelumnya membawa pulang satu emas, satu perak, dan perunggu. Pemerintah pun telah memberikan bonus sebagai bentuk apresiasi kepada peraih medali.

Peraih medali emas mendapat masing-masing Rp5,5 miliar, perak Rp2,5 miliar, dan perunggu Rp1,5 miliar. Nominal tersebut lebih besar dibanding penghargaan yang diterima peraih medali Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

Sementara di Paralimpiade Tokyo, skuad Merah Putih menargetkan lima medali dengan rincian satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.

Menpora berharap dengan berbagai persiapan yang matang, skuad Merah Putih dapat merealisasikan target yang dicanangkan.

"Kita harus menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam olahraga. Keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi," ujar Amali.

Baca juga: Komite Paralimpiade minta peserta waspadai lonjakan COVID-19 di Tokyo
Baca juga: PM Jepang minta masyarakat tidak berpergian jelang Paralimpiade Tokyo


Menpora juga berpesan agar atlet fokus menatap setiap pertandingan yang akan dilakukan. "Tidak perlu berpikir apa-apa lagi. Semuanya telah dipersiapkan oleh NPC Indonesia dan pemerintah. Jadi tugas Anda adalah fokus bertanding."

Pria asal Gorontalo itu juga menyampaikan harapannya agar atlet Indonesia dapat menggunakan kesempatan sebaik-baiknya dan menganggap Paralimpiade Tokyo adalah penampilan terakhir mereka.

"Dengan begitu, Anda akan semangat dan ada rasa keinginan yang kuat untuk berprestasi. Ingat, belum tentu Anda bisa kembali tampil di Paralimpiade selanjutnya. Karena persaingan makin ketat," kata Amali.

Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo berkekuatan 23 atlet. Dari tujuh cabang olahraga yang diikuti Indonesia di pesta olahraga terbesar di dunia untuk atlet disabilitas tersebut, para badminton dan para atletik paling banyak mengirim wakil, masing-masing tujuh atlet.

Kemudian para tenis meja sebanyak tiga atlet, para menembak dan para renang masing-masing dua atlet. Selain itu, ada pula wakil dari para cycling, dan para powerlifting yang masing-masing mengirim satu atlet.

Baca juga: Profil atlet Paralimpiade: Karisma Evi, tunadaksa pemecah rekor dunia
Baca juga: Profil atlet Paralimpiade: Syuci Indriani, tunagrahita penuh talenta
Baca juga: Profil atlet Paralimpiade: Fadli Imammuddin yang inspiratif

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021