Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mendorong perbaikan data kematian COVID-19 lebih akurat.

“Data kematian dapat dicatat dan dilaporkan sesuai kondisi lapangan terkini,” kata Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri dalam keterangan tertulis yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan, pelaporan data kematian COVID-19 DKI Jakarta patut dicontoh. Hal tersebut dikarenakan, petugas di DKI Jakarta telah melakukan pencatatan data kematian saat isolasi mandiri.

Baca juga: MPR: Perbaiki kualitas data bukan hilangkan indikator kematian PPKM

Data kematian COVID-19 sempat dikabarkan dihapus dari indikator penilaian dasar yang digunakan dalam penetapan level PPKM suatu daerah, yaitu laju penularan, positivity rate, dan angka kematian. Namun, pemerintah berupaya melakukan harmonisasi dan validasi data dari lapangan dengan memperbaiki data.

LaporCovid-19 menemukan pencatatan angka kematian yang terjadi di luar rumah sakit masih belum terekam dengan baik pada sistem pencatatan milik pemerintah. Selaras dengan temuan tersebut, analisis data National All Record (NAR) mengungkap pelaporan kasus kematian yang dilakukan daerah tidak bersifat real-time, melainkan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.

"Pemerintah baiknya tetap mengedepankan keterbukaan dan transparansi untuk menanggulangi COVID-19. Baik daerah dan pusat harus disampaikan apa adanya agar masyarakat waspada, penanggulangan dan penanganan COVID-19 juga akan lebih cepat dilakukan," ucap Abe, sapaan akrab dari Syukri.

Selain itu, Abe mendesak pemerintah agar segera mengambil tindakan terhadap anak (yatim piatu) yang kehilangan orang tua akibat COVID-19. Jangan sampai, kata Abe, penanganan hanya sekedar konsep dan rencana yang berlarut-larut.

"Negara harus hadir untuk melindungi dan membantu anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang kehilangan orang tua. Kita harapkan, ini segera dilakukan pemerintah sesegera mungkin," tegasnya.

PB PMII bersama Polri dan civitas akademika UNJ menggelar vaksin dosis kedua bagi masyarakat yang sebelumnya telah memperoleh vaksin dosis pertama di Kampus A UNJ. Adapun jumlah vaksin sinovac yang diberikan yakni sebanyak 1.000 dosis.

Ketua Satgas COVID-19 PB PMII Panji Sukma Nugraha menambahkan, kegiatan tersebut untuk mempercepat terwujudnya herd immunity. Ia berharap, masyarakat dapat semakin sadar pentingnya vaksinasi.

"Kita dari PB PMII terus melakukan edukasi bahwa vaksinasi aman dan tujuannya menanggulangi COVID-19," ungkap Panji.

Baca juga: 50.000 kasus COVID-19 belum diperbarui imbas keterlambatan laporan
Baca juga: Jubir Menko Marves jelaskan data kematian digunakan setelah perbaikan

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021