Tapi yang dimaksud ini adalah TTS dalam bentuk kertas atau buku ya, bukan TTS virtual
Purwokerto (ANTARA) - Mengisi teka teki silang atau TTS dapat menjadi salah satu cara sederhana untuk melatih kerja otak dan menghambat kepikunan atau demensia, kata dr. Untung Gunarto Sp.S. MM.

"Mengisi TTS dapat melatih otak kita dan menghambat kepikunan, mengisi TTS merupakan salah satu cara yang mudah dan sederhana," katanya melalui wawancara virtual dengan ANTARA di Purwokerto, Minggu.

Dokter yang praktik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto tersebut menjelaskan, saat mengisi TTS maka seseorang menstimulasi otak dengan cara mengingat, mengepaskan huruf dengan kotak yang tersedia, mengambil keputusan benar atau tidak, menyesuaikan huruf yang sudah ada dan memilih kata.

Baca juga: Dokter: Kurangi risiko terinfeksi COVID-19 dengan protokol VDJ

"Tapi yang dimaksud ini adalah TTS dalam bentuk kertas atau buku ya, bukan TTS virtual. Karena saat mengisi TTS tangan harus dipergunakan untuk menulis," katanya.

Selain mengisi TTS, tambah dia, menulis surat dengan media kertas juga dapat membantu menstimulasi otak dan menghambat kepikunan.

"Saat mengisi TTS atau menulis surat memerlukan kerja otak yang komprehensif di mana sirkuit kerja otak akan saling bersinergi, contohnya saat mengingat, memilih, menyesuaikan, merangkai, mengatur tata bahasa, mengatur emosi, menyiapkan dan mengatur gerak motorik dan lain sebagainya," katanya.

Dia menambahkan bahwa kepikunan merupakan salah satu penyakit yang kerap dialami usia lanjut, kendati demikian gejala kepikunan dapat dicegah atau diperlambat salah satunya dengan mengisi TTS dan menulis surat.

Baca juga: Dokter: Keluarga pendukung penting untuk ibu dapat menyusui bayi

Dia menambahkan selain menstimulasi otak, seseorang yang sudah masuk fase usia lanjut juga harus tetap beraktivitas, mengkonsumsi makanan sehat dan melakukan olah raga.

"Menjaga kesehatan tubuh dan pikiran merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang untuk mencegah berbagai penyakit termasuk kepikunan," katanya.

Dia menambahkan pada kondisi tertentu, seseorang dapat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan guna memastikan kesehatannya.

Sementara itu, dia juga menambahkan bahwa salah satu upaya untuk menjaga kesehatan adalah dengan membangkitkan rasa gembira.

Baca juga: IDAI: Ibu yang terinfeksi COVID-19 tetap bisa menyusui bayinya

"Rasa gembira dapat menimbulkan relaksasi pada otot dan kerja saraf tepi, dan mencegah terjadinya penyakit seperti stroke, karena pada saat gembira atau merasa senang itu akan membuat keseimbangan hormon-hormon dan neurotransmiter otak," katanya.

Dia menambahkan bahwa dengan adanya keseimbangan tersebut maka akan mempengaruhi kerja organ-organ di tubuh agar lebih aktif dan seimbang.

"Sehingga selalu timbul energi baru dan suasana relaksasi pada otot dan kerja saraf tepi. Hal tersebut juga memicu perbaikan motorik dan sensorik khususnya pada pasien pascastroke," katanya.

Baca juga: Kelola sosmed untuk media edukasi, dokter Lala raih rekor MURI

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021