Pandemi COVID-19 juga memaksa kita untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) memaparkan sejumlah dampak buruk yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 di Tanah Air dalam Sidang Tahunan MPR di Gedung Nusantara Komplek Parlemen, Jakarta, Senin.

"Dua tahun terakhir ini, dunia dan kita bangsa Indonesia tengah diuji pandemi COVID-19 yang berdampak luas terhadap berbagai dimensi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara," kata Bamsoet pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2021 di Gedung Nusantara Komplek Parlemen, Jakarta.

Baca juga: Presiden: Pandemi beri hikmah kepada bangsa

Tidak hanya masalah kesehatan dan kemanusiaan, tetapi lebih luas lagi pandemi COVID-19 membawa dampak dalam dinamika dan stabilitas kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Bahkan, di sektor pertahanan dan keamanan negara pun ikut berimbas.

"Semua masyarakat merasakan dampaknya, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan," kata politisi Golkar tersebut.

Dampak utama dari virus yang pertama kali diketahui menjangkit di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina tersebut yakni semakin melemahnya ketahanan ekonomi masyarakat. Imbasnya, pendapatan menjadi turun drastis, pemutusan hubungan kerja hingga tidak adanya kesempatan kerja.

Dampak lainnya ialah hilangnya kesempatan berusaha akibat terbatasnya aktivitas ekonomi masyarakat, modal dan investasi untuk menopang perekonomian masyarakat pengusaha kecil maupun menegah.

"Pandemi COVID-19 juga memaksa kita untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru," ujar dia.

Baca juga: Presiden: Penyelesaian pribadi bukan solusi saat pandemi COVID-19

Kebiasaan baru tersebut mulai dari belajar dan bekerja dari rumah, menjaga jarak fisik, serta membiasakan diri dengan cara-cara baru menjaga kesehatan yang juga berdampak terhadap merenggangnya kohesi atau hubungan sosial di masyarakat.

Di sektor pendidikan, anak didik tidak dapat lagi melakukan pembelajaran dengan tatap muka. Kendati ada kebijakan pembelajaran jarak jauh, namun hal itu juga memengaruhi efektifitas dan proses belajar mengajar.

Meskipun pembelajaran secara virtual juga berdampak positif terhadap kemampuan adaptasi pemanfaatan teknologi dan informasi, namun keterbatasan infrastruktur penunjang pendidikan jarak jauh akan menurunkan capaian kualitas belajar dan kelulusan siswa, kata dia.

"Sebab, kita tidak hanya mengukur tingkat kecerdasan tetapi juga pembentukan karakter anak didik," ujarnya.

Baca juga: Presiden: Indonesia Tangguh dan Tumbuh diraih dengan sikap terbuka
Baca juga: Presiden tegaskan fokus pemerintah ciptakan lapangan kerja berkualitas

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021