Harapan saya, dengan adanya Gernas BBI tersebut bisa memperkenalkan produk lokal, dan orang lebih bangga buatan produk lokal
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) mengharapkan gelaran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) mampu mendorong promosi produk-produk buatan dalam negeri, yang pada akhirnya bisa mendongkrak penjualan.

Pemilik Gloeshoes Leather Nabella Zya Arofah, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin mengatakan bahwa ia menyambut baik gelaran pameran industri kreatif UMKM BRIlianpreneur, dengan tema Lokal Keren Jatim tersebut.

"Harapan saya, dengan adanya Gernas BBI tersebut bisa memperkenalkan produk lokal, dan orang lebih bangga buatan produk lokal," kata Nabella, kepada ANTARA.

Nabella menjelaskan dengan adanya Gernas BBI tersebut, ia sangat berharap produk sepatu buatannya bisa dikenal bukan hanya oleh masyarakat di Indonesia. Namun juga bisa diperkenalkan hingga ke pasar internasional.

Ia mengharapkan program-program serupa bisa terus dilakukan oleh pemerintah untuk kedepannya. Hal itu bertujuan agar bisa mengangkat nilai produk UKM, dan para pelaku usaha bisa lebih percaya diri dengan produk buatan mereka.

"Gernas BBI saya harapkan bisa memperkenalkan ke pasar yang lebih luas, sampai ke luar negeri juga. Saya berharap ada program serupa, yang bertujuan untuk mengangkat produk UKM lokal agar berani, dan percaya diri untuk tampil di publik," ujarnya.

Ia mengakui produk-produk buatan UKM yang ada di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Selain itu, kualitas produk juga sudah cukup baik. Namun, kebanyakan pelaku UKM tidak mengetahui bagaimana cara mempromosikan produk buatan mereka itu.

"Sebenarnya sudah banyak produk lokal yang sudah bagus, akan tetapi, kita tidak tahu bagaimana cara untuk mempromosikan ke masyarakat. Dengan adanya BBI ini, kami merasa sangat terbantu, dan berterima kasih," katanya.

Sebagai informasi, Gloeshoes Leather milik Nabella merupakan salah satu UKM yang turut serta pada program Gernas BBI. Produk sepatu milik perempuan berusia 27 tahun tersebut, diproduksi oleh lima orang perajin sepatu yang ada di Kota Malang.

Produk sepatu itu, selama ini telah dipasarkan melalui akun Instagram, dan mendapatkan respons yang cukup baik. Produk buatan para perajin sepatu tersebut, diminati oleh pasar, bukan hanya di dalam negeri, namun juga dari pasar mancanegara.

"Kebanyakan pembeli dari Jabodetabek. Mungkin seluruh Indonesia sudah bisa, dan ada peminatnya. Untuk luar negeri, ada permintaan dari Taiwan, Malaysia, dan Singapura," ujarnya.

Usaha yang digeluti Nabella sejak awal 2019 tersebut, saat ini mampu menghasilkan omzet yang cukup menjanjikan. Rata-rata per bulan, omzet yang diterima sebesar Rp55 juta, sementara omzet tertinggi mencapai Rp70 juta, dan terendah Rp30 juta per bulan.

Baca juga: Pengusaha sepatu: Inovasi, trik bertahan di masa pandemi
Baca juga: Brand sepatu Bogor tembus pasar ekspor berkat digitalisasi UMKM
Baca juga: Bank BRI berharap gernas BBI dorong pelaku UMKM untuk "go global"


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021