Tim bulu tangkis beregu putra Indoesia (ki-ka) Suryo Nugroho, Hafizh Briliansyah Prawiranegara, Hary Susanto dan Dheva Anrimusthi berfoto dengan medali emas Asian Para Games 2018 yang mereka raih usai mengalahkan Malaysia 2-1 dalam partai final di Istora GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (7/10/2018). (ANTARA/Gilang Galiartha) (ANTARA/Gilang Galiartha/)

Berubah nasib

Namun tak disangka langkah Dheva di bulu tangkis menemui cobaan saat ia mengalami kecelakaan tunggal yang membuat cedera tangan kanannya. Kecelakaan saat menaiki motor itu, membuat tangan kanan Dheva tak bisa diluruskan atau ditekuk secara sempurna secara permanen.

Akibatnya tak cuma fisik, namun mental Dheva juga terbentur keras. Ia pun memilih berhenti dari bulu tangkis karena keadaannya, hingga selama tiga tahun lamanya sebelum akhirnya bangkit mencari peruntungan yang lebih baik.

Takdir pun mulai menemukan jalannya kala Dheva mulai menyadari hasrat mendalamnya untuk menjadi juara, ditambah peran orang tua yang terus menyemangatinya untuk bangkit.

Setelah lulus dari SMKN 1 Kuningan, Dheva kembali berlatih ke klub SGS PLN. Baru tiga bulan berlatih, ia didatangi NPCI Jawa Barat untuk ikut pemusatan latihan daerah (Pelatda) dan membela provinsinya dalam Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2016 di Bandung.

Saat itu bukan hal mudah untuk kembali aktif di lapangan setelah vakum tiga tahun sejak 2013, sehingga membuatnya harus beradaptasi dari segi "feeling" serta teknik pukulan yang harus diubah.

Namun dengan tekad membara, Dheva dengan mantab bermain sebagai tim tuan rumah dan sukses meraih emas dari nomor ganda putra Low 3 bersama Hafizh Briliansyah Prawiranegara.

Kesuksesan itu dilirik NPC Indonesia dengan menawarkan Dheva untuk bermain di jenjang yang lebih tinggi, yaitu membela Merah Putih dalam ajang internasional lewat Pelatnas Paralimpiade.

Baca juga: Menpora pastikan pendanaan pelatnas atlet disabilitas setara non-disabilitas

Dheva pun hijrah ke markas NPC Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah, untuk mempersiapkan diri mengikuti ASEAN Paragames 2017.

Di Kuala Lumpur, Malaysia, Dheva meraih satu medali emas dan satu perunggu. Untuk perunggu diraih Dheva setelah terhenti di semifinal nomor SU5, sedangkan emas dikantongi Dheva dari nomor ganda putra SU5 kembali berpasangan dengan Hafizh dalam sebuah All-Indonesian Final mengalahkan rekan senegara Suryo Nugroho/Oddie Kurnia Dwi Listyanto.

Kerja kerasnya di Pelatnas Paralimpiade kembali membuahkan hasil saat berlaga di Asian Paragames 2018. Di ajang multicabang ini, Dheva mencetak tiga medali emas parabadminton.

Impian Dheva di dunia bulu tangkis tak berhenti di sini. Setelah sukses di Asian Paragames, Dheva mewujudkan impiannya membangun sebuah GOR bulu tangkis pribadi.

Baginya, mencintai bulu tangkis tak hanya berprestasi dan membuat bangga banyak orang, tapi juga ikut bersumbangsih mengembangkan bibit-bibit atlet muda dari daerah kelahirannya melalui GOR Anrimusthi miliknya.

Data diri singkat
Nama lengkap: Dheva Anrimusthi
Tempat, tanggal lahir: Kuningan, 5 Desember 1998

Prestasi lain:
- Medali emas ganda putra, Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016
- Medali perunggu tunggal putra, ASEAN Paragames Kuala Lumpur 2017
- Medali emas ganda putra, ASEAN Para games Kuala Lumpur 2017
- Medali emas tunggal putra, Asian Paragames 2018
- Medali emas ganda putra, Asian Paragames 2018
- Medali emas beregu putra, Asian Paragames 2018
- Medali emas tunggal putra, Kejuaraan Dunia BWF 2019
- Medali emas ganda putra, Kejuaraan Dunia BWF 2019
- Medali emas tunggal putra, Enes Cup Turkish Parabadminton International 2019
- Medali emas ganda putra, Enes Cup Turkish Parabadminton International 2019
- Medali emas tunggal putra, Dubai Para-Badminton International 2019
- Medali emas ganda putra, Dubai Para-Badminton International 2019

Baca juga: Profil atlet Paralimpiade: Ratu parabadminton Leani Ratri Oktila
Baca juga: Profil atlet Paralimpiade: Khalimatus Sadiyah kebal cemohan demi juara

 

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021