Yogyakarta (ANTARA News) - Sekitar 3.000 orang dari berbagai elemen masyarakat akan bergotong-royong mengeruk Sungai Code di Yogyakarta yang dangkal oleh pasir dan dampak erupsi Gunung Merapi.

"Penumpukan pasir hasil erupsi Gunung Merapi di Sungai Code perlu disikapi secepatnya sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada masyarakat sepanjang bantaran sungai," kata Pendiri Paguyuban Tri Tunggal Romo Sapto Raharjo yang melontarkan ide tersebut di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, kegiatan gotong royong mengeruk pasir dari Sungai Code tersebut akan mulai dilakukan ada Minggu (14/11) dan dilanjutkan pada Minggu pekan depan hingga kondisi dianggap membaik.

Selain Paguyuban Tri Tunggal, sejumlah elemen masyarakat yang berniat membantu mengeruk pasir di sepanjang Sungai Code di antaranya adalah El Bouroq, Brajamusti, dan juga masyarakat di Jetis dan Gondolayu.

Masyarakat, lanjut dia, harus melakukan sebuah kegiatan yang nyata untuk mengantisipasi bahaya banjir lahar dingin, salah satunya adalah mengeruk pasir yang memenuhi Sungai Code.

"Kami akan fokus di sekitar Jembatan RS Dr Sardjito dan di bawah Jembatan Gondolayu," katanya yang juga ingin membantu Pemerintah Kota Yogyakarta yang telah menjalankan program pengerukan sungai tersebut dengan menggunakan alat berat.

Ia mengatakan, upaya pencegahan banjir di sepanjang Sungai Code akibat adanya lahar yang masuk ke sungai bukan hanya tugas dari pemerintah, melainkan tugas dari seluruh masyarakat.

Sementara itu, Ketua Umum Pamerti Code Totok Pratopo mengatakan, kegiatan gotong royong tersebut sangat membantu masyarakat karena selama ini masyarakat masih fokus untuk melakukan evakuasi warga agar tidak terlanda banjir lahar.

"Kami akan merasa terbantu, karena selama ini kami baru fokus untuk meninggikan tanggul di sepanjang sungai untuk mencegah banjir lahar," katanya.

Ia mengatakan, pasir hasil pengerukan tersebut akan menjadi hak masyarakat dan apabila ada pihak yang ingin membelinya harus bernegosiasi dengan ketua RT/RW setempat.

"Sedimentasi di utara Jembatan Gondolayu sudah cukup tinggi sehingga akan bisa luber ke permukiman warga," lanjutnya.

Sungai Code yang membelah Kota Yogyakarta memperoleh aliran airnya dari Kali Boyong yang berhulu di Gunung Merapi.

Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), endapan lahar terjadi di semua sungai berhulu di Gunung Merapi, seperti di Kali Boyong yang telah terendapkan di Dusun Kardangan Desa Purwobinangun atau berjarak 16 kilometer (km) dari Puncak Gunung Merapi.

Sementara itu, lahar di Kali Kuning telah mengisi penuh jembatan Sidorejo, Dusun Sidorejo, Desa Hargobinangun yang berjarak 9,5 km dari puncak Merapi dan di alur Kali Gendol, lahar telah mengisi penuh dam di Dusun Morangan Desa Sindumartani yang berjarak 16,5 km dari puncak Gunung Merapi.

(E013/H008/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010