Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menekankan swasembada gula konsumsi harus dilakukan dan dijalankan kendati menghadapi banyak tantangan.

"Peta jalan sudah dipaparkan, bagaimana swasembada gula konsumsi direalisasikan dan dijalankan ke depan. Ini banyak tantangan dan pasti banyak yang tidak suka, tetapi Lillahi Ta'ala kita harus jalankan," ujar Erick Thohir dalam peluncuran brand produk nasional Nusakita secara daring di Jakarta, Selasa.

Pembentukan holding pabrik gula Sugar Company atau SugarCo di mana sesuai dengan target yang diarahkan Presiden RI Joko Widodo, bahwa harus kembali dengan tulang punggung PTPN  dengan tidak meninggalkan peran swasta, tapi sudah seyogyanya Indonesia 5-6 tahun ke depan bukan lagi negara yang mengimpor gula konsumsi lagi.

"Swasembada ini menjadi bagian dari Rapat Terbatas terakhir yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, para menteri koordinator, Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, kita mendapatkan dukungan penuh. Tidak mungkin transformasi ini SugarCo tanpa dukungan dari kementerian lain," kata Erick.

Ia menegaskan bahwa dirinya bukan anti-impor, tidak anti-swasta, tetapi aturan main atau rule of the game-nya harus sama-sama diperbaiki.

"Kita harus pastikan Indonesia seperti dulu lagi menjadi negara dengan kekuatan industri gula. Tidak hanya menjadi market saja yang akan sangat menyulitkan untuk kita semua," ujar Erick.

Indonesia saat ini, dalam kondisi sulit akibat pandemi COVID-19 yang menghantam seluruh negara di dunia. Dengan demikian kalau Indonesia ingin lepas dari kesulitan tersebut maka ekspor harus ditingkatkan dan impor dikurangi.

"Kita harus meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, kalau tidak mau negara kita sulit. Salah satunya bagaimana gula menjadi tulang punggung yang penting ke depannya," kata Erick Thohir.

Sebelumnya PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III menargetkan swasembada gula konsumsi dengan memproduksi 2 juta ton gula pada 2025.

Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani menjelaskan perseroan memiliki luas area kebun tebu mencapai 420.000 hektare. Strategi swasembada gula konsumsi nasional akan dilakukan dengan membentuk holding pabrik gula bernama Sugar Company atau SugarCo.

Menurutnya, pembentukan holding pabrik gula memerlukan dana sebanyak Rp20 triliun.

PTPN akan menggabungkan tujuh anak usahanya yang bergerak dalam bisnis perkebunan tebu dan gula, yaitu PTPN VII di Lampung, PTPN IX sampai XII di Jawa Timur, dan PTPN XIV di Sulawesi Selatan.

Perseroan menggandeng investor dan Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi dalam mengumpulkan modal untuk membangun holding pabrik gula karena saat ini PTPN belum bisa meminjam dana dari perbankan karena sedang dalam tahap restrukturisasi, sehingga suntikan modal hanya bisa diperoleh dari luar.
Baca juga: Kementan: UEA tertarik investasi perkebunan tebu dan gula di Indonesia
Baca juga: Anggota Komisi VI DPR dorong Kemenperin audit pabrik gula di Jatim
Baca juga: Transformasi bisnis, Karyawan PTPN XI diminta fokus performa giling

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021