Dengan dibentuknya Ekosistem Investasi Jawa Barat ini diharapkan semakin memperkuat posisi Jawa Barat sebagai tujuan prioritas investasi di Indonesia
Bandung (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPSTP) Jawa Barat (Jabar) berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat meluncurkan Program Ekosistem Investasi.

Peluncuran yang dipimpin Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dan digelar di Bandung secara campuran daring dan luring (hybrid), Kamis, berisi empat agenda utama yang bisa mendorong Jawa Barat menjadi destinasi utama investasi.

Agenda tersebut ialah West Java Invesment Hub (WJIH), Kampanye Nomor Induk Berusaha (NIB), Cinematography of Investment Festival (Cifest), dan Sosialisasi dan Regulasi Kemudahan Berusaha.

Ridwan Kamil mengatakan pada usia RI yang ke-76 tahun, Jawa Barat akan menjadi yang terbaik dan terdepan dalam urusan investasi.

Menurut dia, ada tiga hal yang menjadi unggulan Jawa Barat dalam menarik investor yakni kesiapan infrastruktur, SDM yang produktif, dan kemudahan pelayan perizinan.

"Dengan tiga alasan ini, Jawa Barat bertahan menjadi tujuan investasi. Saya targetkan, kita harus naik kelas, kita harus juara menjadi pusat investasi se-ASEAN dengan tiga keunggulan tadi," katanya.

Dia menuturkan peluncuran Program Ekosistem Investasi diharapkan bisa melahirkan cetak biru, road map dan rencana aksi agar bisa mewujudkan kemudahan berusaha dan pengembangan investasi secara komprehensif di Jawa Barat.

"Lahirnya cetak biru bisa menyiapkan masa depan investasi Jawa Barat, juga ada rencana aksi yang tersusun dalam road map," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto mengapresiasi langkah DPMPTSP Jawa Barat yang menggandeng berbagai pihak mulai dari perbankan, dunia usaha, akademisi, hingga media untuk melahirkan Ekosistem Investasi.

"Ini salah satu upaya mendorong investasi di Jawa Barat," katanya.

Herawanto menuturkan Program Ekosistem Investasi Jawa Barat meliputi empat aspek utama.

Aspek pertama yaitu keberadaan investment hub sebagai sarana dan tempat untuk memfasilitasi para pelaku usaha, media showcase dan networking pelaku usaha dengan calon investor.

Aspek kedua adalah network and social connections sebagai jejaring untuk bertukar informasi antar pelaku usaha dengan para calon investor.

Ketiga, berupa penyiapan berbagai investment vehicle termasuk terutama seperangkat aturan dan ketentuan untuk mendukung kemudahan berinvestasi.

Lalu, aspek keempat berupa program capacity building sebagai sarana pengembangan sumber daya kegiatan usaha baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Dengan dibentuknya Ekosistem Investasi Jawa Barat ini diharapkan semakin memperkuat posisi Jawa Barat sebagai tujuan prioritas investasi di Indonesia.

"Satu hal yang perlu kita ketahui bersama, investasi tidak hanya terbatas pada proyek-proyek atau industri besar sedang, namun juga UMKM," tuturnya.

Menurut dia, berbagai potensi yang dimiliki Jawa Barat seperti jumlah penduduk yang besar, kekayaan alam yang berlimpah dan diperkuat dengan tingkat kreativitas masyarakat yang tinggi telah mendorong lahirnya UMKM potensial yang dapat menggerakkan ekonomi Jawa Barat.

Oleh karenanya, pembentukan Ekosistem Investasi Jawa Barat juga mencakup berbagai upaya penguatan dan dukungan UMKM sebagai salah satu potensi investasi.

Kepala Dinas PTMPSP Jabar Noneng Komara menambahkan program ini diluncurkan dalam upaya mendukung peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha, sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Dalam Ekosistem Investasi tersebut berisi empat agenda utama yang bisa mendorong Jawa Barat menjadi destinasi utama investasi.

Pertama, gedung West Java Investment Hub (WJIH) setinggi empat lantai di kompleks kantor DPMPTSP Jabar di Jalan Windu, Bandung.

WJIH akan menjadi sarana dan tempat yang nyaman bagi stakeholder investasi.

Berikutnya nomer induk berusaha (NIB) bagi UMKM di Jabar yang akan memberikan banyak kemudahan dalam berusaha. Mulai dari akses perbankan, pertautan antara UMKM dengan investor hingga pengurusan sertifikat halal.

Selanjutnya, Cinematograpy of Investment Festival atau Cifest yang akan menjadi medium kompetisi foto dan video bagi UMKM yang sudah siap untuk berhubungan dengan investor sekaligus menjadi ajang UMKM mengembangkan kemampuan digital marketing.

"Ini akan mendorong sektor kreatif juga, bahan Cifest ini nantinya akan masuk dalam WJIS 2021," tutur Noneng.

DPMPTSP Jawa Barat juga memastikan iklim investasi di provinsi ini makin kondusif, saat ini bersama DPRD Jawa Barat tengah menggodok Raperda Investasi dan Kemudahan Berusaha.

Raperda ini akan menjadi semacam omnibus law bagi Jawa Barat karena memperbaiki 49 perda yang sebelumnya sudah ada.

"Ini sesuai amanat Pak Gubernur Ridwan Kamil, Jawa Barat harus menjadi destinasi investasi terbaik," katanya.

Peluncuran Ekosistem Investasi merupakan rangkaian acara Road to WJIS (West Java Investment Summit) 2021.

Program ini diharapkan makin memantapkan posisi Jabar sebagai daerah tujuan investasi di Indonesia baik investor asing maupun dalam negeri.

Tercatat pada medio Januari-Juni 2021 investor yang merealisasikan penanaman modal ke Jawa Barat mencapai Rp72,46 triliun.

"Realisasi investasi ke Jawa Barat pada semester I (Januari-Juni) 2021 menempati peringkat 1 nasional," katanya.

Dengan raihan ini, maka Jawa Barat telah merealisasikan 56,90 persen dari target Rp127,34 triliun yang diberikan Kementerian Investasi/BKPM.

Sementara untuk target RPJMD 2018-2023, pihaknya berhasil merealisasikan 71,06 persen dari total target Rp101,97 triliun.

"Selama pandemi, kami terus memberikan pelayanan terbaik, mudah-mudahan target seluruhnya tercapai," kata Noneng.

Baca juga: Perkiraan investasi di Jabar Selatan Rp7,9 triliun
Baca juga: Investasi semester I 2021, Jabar serap 58 ribu lapangan kerja
Baca juga: Delegasi Uni Eropa bahas potensi investasi di Jabar

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021